Jelang Pileg, Mudarta: Terlalu Dini Klaim Suara Rakyat
(Dutabalinews.com), Adanya tokoh yang mengklaim sudah menguasai suara rakyat dalam pileg 17 April 2019 dinilai sebagai tindakan arogan. “Suara rakyat adalah suara Tuhan. Jadi jangan mendahului kehendak Tuhan. Kalau ada tokoh yang mengklaim menguasai suara rakyat, jelas ini sudah mendahului kehendak Tuhan,” ujar Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta didampingi mantan Ketua Bappilu DPP Demokrat Putu Suasta,M.A., Kamis (7/2) di Renon.
Mudarta menilai terlalu dini kalau ada pihak-pihak yang mengatakan partainya telah mendapat dukungan mayoritas rakyat dan mengenyampingkan partai lain. Pasalnya rakyat sekarang ini makin cerdas, tak bisa asal main klaim dan menebar janji-janji. “Rakyat Bali merindukan figur yang memiliki integritas dan siap ngayah untuk Bali,” jelasnya. Bagi Demokrat sendiri, pihaknya tak mau ambil pusing adanya prediksi pihak tertentu yang mengklaim telah mengusai mayoritas suara rakyat (Bali). Sebab rakyat yang paling tahu dan menentukan. “Kami di Demokrat sudah mengalami guncangan dalam dua pemilu lalu. Toh dukungan rakyat terhadap Demokrat tetap besar. Rakyat tahu dan bisa menilai serta apa yang harus dilakukan. Rakyat butuh politik yang bersih dan santun,” jelas Mudarta.
Sementara Putu Suasta yang juga Ketua Dewan Kehormatan DPD Demokrat Bali ini mengingatkan agar tokoh tidak asal main klaim seolah-olah sudah “memiliki” rakyat. Sebab rakyat sudah semakin cerdas dan bisa menilai. Rakyat tak suka yang sarkatis dan arogan. Sekarang ini tambah Suasta banyak tokoh meneriakkan kata-kata merdeka. Tapi rakyat digiring dengan berbagai cara dan ‘dipaksa’ memilih. “Jelas ini belum merdeka kalau masih seperti itu,” ujar master jebolan Cornell University AS ini. Putu berharap dalam pileg dan pilpres nanti, bagaimana hak-hak dan suara rakyat dihormati. Apalagi semua sudah sepakat suara rakyat itu suara tuhan. Berikan rakyat kebebasan, ketenangan untuk menyalurkan aspirasinya. Di zaman SBY, tambah Putu pembangunan demokrasi berjalan dengan damai. Hal itu sejalan dengan karakter kepemimpinan SBY yang santun dan penyabar. “Jadi mari kita laksanakan pesta demokrasi nanti dengan penuh kegembiraan,” harapnya. (bas)