Ekonomi & Bisnis

KCBI Buka Cabang di Singapura, Perkenalkan Kain Tenun Lurik hingga Kind Poleng “Go Internasional”

(Dutabalinew.com)- Ketua Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Bali Mayke Boestami mengungkapkan dalam waktu dekat komunitas ini akan membuka cabang dan eksis di Singapura. KCBI Singapura mengusung misi memperkenalkan kain nusantara agar “go internasional” dan mendunia.

“Dalam waktu dekat KCBI akan resmi hadir di Singapura. Kami tentu sangat bangga dan ini positif untuk semakin memperkenalkan kain nusantara ke dunia internasional,” kata Mayke Boestami ditemui sela-sela grand opening Butik Me Alvernia di areal Warung Made, Seminyak, Badung, Jumat (1/3/) malam.

Inisiator KCBI Singapura yang sekaligus Wakil Ketua KCBI Singapura Desy Wilson mengungkapkan lahirnya KCBI di Singapura berawal dari banyaknya wanita Indonesia yang juga pecinta kain nusantara di negara ini. Mereka bangga menggunakan kain nusantara mulai dari tenun, tenun lurik termasuk juga endek hingga kain poleng (kind poleng salah satu ikon KCBI Bali) ketika mereka berada di Singapura.

“Kain tenun lurik dan kain poleng akan jadi ikon KCBI Singapura. Kain ini dan berbagai kain nusantara lainnya juga akan dipasarkan di Singapura,” ungkap Desy Wilson didampingi juga desainer kain poleng Cindy Mambo yang juga anggota KCBI Bali.

Pihaknya optimis pasar kain nusantara utamanya tenun lurik karya Me Alvernia ini dan jenin kain lainnya seperti kind poleng KCBI Bali akan diterima pecinta fesyen di Singapura. Sebab wanita Indonesia maupun wanita dari negara tetangga yang ada di Singapura yang tertarik berkain sudah mulai banyak. “Di Singapura, jalan -jalan berkain kita tidak malu. Bahkan makin banyak yang ikut untuk memakai kain sebagai bagian dari fesyen untuk berbagai kesempatan,” ujar Desy Wilson.

Terlebih juga Singapura menjadi salah satu trend setter fesyen di Asia Tenggara. “Singapura sebagai poros ASEAN jadi trademark fesyen juga di Asia. Warga Filipina, Malaysia, Indonesia dan negara ASEAN bahkan Asia lainnya banyak di Singapura,” ungkap Desy Wilson.

Tidak hanya dari sisi pasar kain nusantara, kehadiran KCBI Singapura walau baru terbentuk juga disambut antusias tidak hanya WNI di negara ini tapi juga warga asli Singapura. “KCBI Singapura hingga saat ini sudah ada 61 anggota. Yang cukup membanggakan di antaranya ada 5 warga Singapura,” tandas Desy Wilson.

Baca Juga :   Langkah Konkret Bank DBS Indonesia untuk Memerangi Kelaparan dan Pemborosan Makanan

Sementara untuk di Bali sendiri, Mayke Boestami mengungkapkan KCBI Bali sudah beranggotakan 180 orang wanita pecinta kain nusantara. Bahkan dalam waktu dekat, organisasi ini akan diperkuat hingga ke kabupaten/kota di Bali. “KCBI di Bali berkembang pesat. Semua anggota komunitas ingin ikut memajukan kain di Bali. Potensi penggunan kain ini juga cemerlang. Banyak dipakai orang untuk bersantai. Jadi mari angkat budaya bangsa dengan berkain misalnya kain asal Bali,” ungkapnya.

KCBI Bali juga mengapresiasi hadirnya Butik Me Alvernia dengan karya kain tenun dan tenun lurik yang menjadi ciri khas dan keunikannya. “Dengan hadirnya Me Alvernia dari Bali kita dukung upaya melestarikan budaya bangsa dengan berkain. Harus nyaman dan bangga menggunakan kain nusantara,” katanya. KCBI Bali sendiri tentu mendukung dan mendorong Me Alvernia terus berkarya dan memperkenalkan tenun lurik hingga ke mancanegara. “Ini bagus dan sudah diboking. Bahkan hingga Singapura tenun lurik akan diangkat seiring dengan akan kami buka KCBI Singapura,” tandasnya.

Sementara itu peresmian Butik Me Alvernia juga dirangkai dengan fashion show bertajuk “Sejuta Cinta Tenun Lurik: Fashion Show By Lily Gandhi & Emirya” yang melibatkan puluhan model dari Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Bali. Me Alvernia hingga saat ini mempunyai 19 motif tenun dan 7 motif tenun lurik yang ke depan akan terus dilestarikan dan dikembangkan dengan kreasi kekinian dan fashionable. Dari sisi harga, karya kain tenun lurik berkualitas ini juga cukup bersaing mulai dari Rp 700 ribu.

Yang membedakan kain tenun lurik ini dengan tenun pada umumnya adalah pintalan kainnya berasal dari kapas kualitas terbaik sehingga hasilnya seperti katun, lebih tipis dan ringan serta nyaman. Maka kaum tenun lurik ini sangat cocok untuk digunakan di iklim tropis seperti Indonesia. Termasuk juga cocok untuk digunakan di berbagai negara seperti Singapura dan Jepang hingga ke sejumlah negara Eropa seperti Italia.

Butik Me Alvernia ini menampilkan dan menawarkan karya baju dari kain tenun dan kain tenun lurik yang merupakan tenun warisan khas dari Jawa Tengah. Kehadiran butik ini juga mengusung misi ingin melestarikan kain tenun lurik. Butik Me Alvernia ini didirikan oleh dua kakak beradik yang juga desainer ternama tanah air yakni Lily Gandhi dan Emirya. Nama Me Alveriana sendiri diambil dari singkatan nama anak Emirya yang bernama Meutia Alvernia. (wbp)

Berikan Komentar