Dibuka Presiden, Koster: PKB 2019 Harus Lebih Meriah dan Berkualitas
(Dutabalinews.com),PKB (Pesta Kesenian Bali) ke-41 tahun 2019 ini direncanakan dibuka Presiden Jokowi dan dipastikan akan berlangsung meriah. Selain akan ada 220 pagelaran seni dan budaya, sebelas negara juga ikut berparitisipasi dalam PKB yang mengusung tema “Bayu Pramana Memuliakan Sumber Daya Angin”.
Tema “Bayu Pramana” dimaknai sebagai kesadaran dalam memuliakan daya, energi, dan kekuatan unsur semesta, yakni udara, angin, nafas, atau sebutan lain. “PKB tahun ini juga berbarengan dengan peringatan Bulan Bung Karno. Jadi bukan hanya nuansa budaya juga ideologis. Kita berharap PKB bisa lebih kreatif dan berkualitas, lebih meriah,” ujar Gubernur Wayan Koster didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Bali Dr. Kun Adnyana dalam jumpa pers, Senin (10/6/2019) di Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur.
Koster menambahkan PKB ini sangat penting bagi pelestarian seni dan budaya Bali. Karena itu pelaksanaannya harus lebih baik dibandingkan sebelumnya. “Ini sudah yang ke-41, jangan monoton itu-itu saja. Harus makin bagus, dan lebih meriah serta berkualitas ,” tegas Koster saat mendengar laporan kalau pembukaan PKB oleh Presiden Jokowi akan ditandai dengan pemukulan kentongan. Ia minta panitia lebih kreatif lagi mengemasnya dengan inovasi baru.
Diingatkan budaya (Bali) itu investasi jangka panjang. Jadi jangan hitung-hitungan, apalagi untuk cari untung. Budaya, adat, seni itu bukan biaya. Bali, tanpa budaya tak ada turis yang akan datang. Budaya Bali tak ada tandingannya. Karena itu budaya ini harus dijaga dengan baik,” tegas Koster.
Kepala Dinas Kebudayaan Bali Dr. Kun Adnyana mengatakan pada ajang PKB ini ada 220 pagelaran, 4.700 penampil dan 9 parade, 38 jenis lomba, 10 workshop serta seni lukis tematik. Juga ada sebelas negara di antaranya
Amerika Serikat, Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, India dan Korea yang ikut berpartisipasi serta 21 daerah di Tanah Air ikut serta dan 304 IKM Bali yang akan mengisi stand.
PKB 2019 juga ditandai dengan dibangkitkannya kembali seni tradisi ‘Sebunan’ berbasis Desa Adat. Pemberian ruang pada seni Sebunan bertujuan untuk memperkuat upaya pelestarian seni tradisi orisinil yang hidup di masyarakat sebagai penopang adat, agama, tradisi, dan kearifan lokal lainnya. (bas)