Bulan Ramadhan, Uang Keluar Bali Capai Rp4,1 Triliun
(Dutabalinews.com),Kantor Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali mencatat penukaran uang pecahan kecil selama bulan Ramadhan 2019 meningkat cukup besar yakni mencapai Rp14,3 miliar.
“Meskipun hal ini merupakan kegiatan rutin tahunan, namun BI telah mempersiapkannya jauh-jauh hari baik melalui layanan kas keliling ataupun loket-loket yang ada di perbankan. Layanan penukaran uang kecil ini akan terus berlangsung pada tahun berikutnya,” ucap Kepala KPw BI Bali, Causa Iman Karana yang akrab disapa CIK saat acara OSBIM (Obrolan Santai BI bareng Media) di Denpasar, Kamis (13/6).
Pada saat momen lebaran 2019 jumlah atau nominal penukaran uang kecil mencapai Rp14,3 miliar, ini lebih tinggi dari rata-rata bulanan dari bulan Januari hingga Mei 2019 sebesar Rp11 miliar. “Dibandingkan tahun lalu juga lebih tinggi. Penukaran di bulan yang sama mencapai Rp9,5 miliar,” ujar CIK. Dalam layanan penukaran uang jelang Lebaran itu melibatkan 52 bank dan lebih dari 160 loket.
CIK menganggap kondisi ini bagian dari animo masyarakat menjelang hari raya yang suka menggunakan uang baru sebagai pemberian kepada keluarganya. “Bisa juga ini indikasi dari meningkatnya pendapatan masyarakat,” jelasnya.
CIK menambahkan, uang yang keluar Bali (outflow) berdasarkan catatan BI mencapai Rp4,1 triliun. “BI melayani penarikan dari perbankan, sedangkan perbankan melayani masyarakat. Jadi masyarakat minta kepada bank, banknya minta kepada BI,” ucapnya seraya menambahkan,
dana Rp4,1 triliun outflow dari BI hanya terjadi di bulan Mei 2019.
Di sisi lain, inflasi Bali pada Mei 2019 yang bertepatan dengan bulan Ramadhan tetap terkendali dan berada dibawah inflasi nasional. Secara bulanan, inflasi Bali tercatat 0,23% (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0.28% (mm).
Angka tersebut juga Iebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 0.68% (mm). “Secara tahunan, inflasi Bali pada Mei 2019 tercatat sebesar 2,45% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,32%,” tegas CIK. (bas)