Tak Cemari Subak Kerdung, Made Yogi Arya Dwi Putra: Ajak Warga Bijak Buang Sampah
(Dutabalinews.com),Anggota DPRD Kota Denpasar periode 2019-2024 Made Yogi Arya Dwi Putra bersama warga menggelar aksi bersih-bersih di Subak Kerdung, Banjar Pitik, Desa Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Kamis (29/8/2019) pagi.
Anggota Dewan dari Partai NasDem ini berbaur bersama anggota subak dan warga membersikan sampah yang banyak menggenang di got dan aliran air subak di sekitar persawahan ini.
“Aksi bersih-bersih ini juga langkah awal kami cari tahu masalah yang ada di Subak Kerdung,” kata Yogi. Pihaknya mengaku miris dan prihatin dengan keberadaan Subak Kerdung yang seperti dikepung sampah kiriman ini. Tergerak atas hal itu Yogi mengajak warga untuk secara rutin membersihkan sampah di areal subak ini.
“Perilaku masyarakat yang belum sadar membuang sampah pada tempatnya jadinya mengotori Subak Kerdung yang dapat sampah kiriman dari luar,” ujar Yogi.
Pihaknya pun berharap lebih digencarkan edukasi kepada masyarakat agar bersama-sama menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah rumah tangga sembarangan apalagi ke sungai yang juga jadi sumber air subak.
“Kita bersihkan dulu di sini sambil gencarkan edukasi di tempat sumber sampahnya agar masyarakat tidak buang sampah sembarangan,” tegasnya.
Pihaknya pun berharap Pemerintah Kota Denpasar melalui instansi terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pertanian agar bersama-sama memperhatikan subak-subak yang ada di Denpasar.
“Kami akan kawal aspirasi warga agar ada pembangunan senderan di pinggir-pinggir subak ini,” imbuh Yogi. Pihaknya juga mendukung penuh pengembangan Subak Kerdung ini menjadi ekowisata apalagi sudah ada terbangun jogging track.
“Salah satu modal dasar ekowisata Subak Kerdung ini adalah kebersihan lingkungan. Kalau sudah nyaman dan asri kita bisa jual daya tarik. Tapi kalau tampilan kurang bagus bagaimana mau jadi ekowisata,” pungkasnya.
Sementara itu Pekaseh Subak Kerdung, Wayan Tama mengungkapkan luas areal subak ini mencapai 200 hektar dengan jumlah anggota subak juga sekitar 200 orang.
Namun permasalahan terberat yang dihadapi subak ini adalah soal sampah kiriman yang makin lama makin banyak. “Kami merasa kewalahan tangani sampah. Petani juga mengeluh air terhambat karena sampah,” keluhnya.
Pihaknya juga tidak tahu pasti sumber dari sampah kiriman ini. “Entar kiriman dari mana,” kata pria yang telah menjadi pekaseh subak sejak tahun 2000 ini.
Masalah sampah yang mengakibatkan lingkungan subak jadi kotor dan tak sedap dipandang ini juga berujung pada belum berkembang ekowisata Subak Kerdung sejak ditetapkan mulai tahun 2016 silam.
“Subak ini sudah menjadi ekowisata dan sudah ada jogging track tapi pengelolaannya masih pasif. Jadi ekowisata masih belum bisa berkembang,” ungkapnya.
Atas kondisi inilah masyarakat setempat dan anggota Subak Kerdung meminta Pemerintah Kota Denpasar dan DPRD Kota Denpasar membantu menangani masalah sampah ini. “Kami mohon bantuannya bagaimana caranya agar subak kami bersih dan enak dipandang sebagai ekowisata,” tandasnya.
Dalam kesempatan aksi bersih-bersih di Subak Kerdung ini tampak juga hadir Ketua Fraksi Partai NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar AA Ngurah Gede Widiada bersama Bendahara Wayan Gatra, Sekretaris Emiliana Sriwahjuni dan anggota Agus Wirajaya. (bas)