Jadi Role Model Negara-negara Asia Pasifik, Bali Pelajari Sukses Surabaya Olah Sampah

(Dutabalinews.com),Sukses Kota Surabaya mengolah sampah menarik perhatian Pemprov Bali untuk mengetahui prosesnya hingga jadi listrik dan gas methana serta penyalurannya. Dengan keberhasilan itu menjadikan Surabaya salah satu contoh kota yang masyarakatnya berhasil mengelola sampah, sehingga menjadi role model negara-negara di Asia Pasifik. Segudang penghargaan lainnya juga diterima Surabaya.

Bukan hanya sampah yang sukses dikelola Pemkot Surabaya di bawah kepemimpinan Walikota Tri Rismaharini. Kota Pahlawan ini juga berhasil menata lingkungannya hingga tampak bersih, asri dan sejuk. Sang Walikota juga berhasil dengan terobosannya membangun Command Center dengan call center 112 yang bisa memantau seluruh kejadian di wilayahnya.

Dengan menebar 600-an CCTV di semua wilayahnya, mulai dari banjir sampai kejahatan yang terjadi di tempat umum terpantau di ruang call center 112 yang dijaga puluhan petugas dari berbagai instansi terkait, termasuk kepolisian.

“Sampah di Surabaya ini bukan saja menghasilkan listrik, gas methana juga kompos dan pelet. Kompos kita pakai untuk penghijauan taman-taman kota, sedangkan pelet untuk makanan ikan dan ternak,” ujar Kabid Sampah dan Limbah Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Pemkot Surabaya Andhini Kusumawardani di Pusat Daur Ulang
Jambangan, Rabu (18/9/2019) siang saat menerima kunjungan rombongan Humas Pemprov Bali bersama wartawan yang dipimpin Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Pemprov Bali I Wayan Suarjana didampingi Karo Humas dan Protokol AAN Oka Sutha Diana.

Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali menyelenggarakan kegiatan Wisata Jurnalistik (Press Tour) ke Kota Surabaya Jawa Timur, Selasa (17/9/2019) hingga Kamis (19/9/2019). Press tour ini juga menitik beratkan pada upaya meminimalisir penggunaan produk plastik sekali pakai, seperti pipet, dll. sesuai kebijakan Pemprov Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.

Andini menambahkan di Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan ini sampah dari warga langsung diolah jadi kompos dan pelet. “Komposnya selain kita gunakan untuk tanaman penghijauan dalam kota, sebagian dibagikan ke warga secara cuma-cuma alias gratis. Sedangkan pelet dipakai untuk pakan ternak dan ikan,” jelasnya.

Di PDU Jambangan yang dikelola langsung Pemkot Surabaya ini, sampah yang datang dari warga langsung dipilah. Ada 20 tenaga khusus pemilah sampah. Yang organik diproses jadi kompos. “Kalau yang non organik, kita kirim ke TPA Benowo,” jelas Andhini enteng.

Setiap hari PDU Jambangan mampu menghasilkan 200 kg kompos. “Saat ini baru ada tiga Pusat Daur Ulang yang dibangun Pemkot Surabaya dan dalam waktu dekat akan ditambah lima lagi,” jelas Andini.

Sementara itu terkait sampah plastik atau jenis non organik lainnya sebagian besar masuk TPA Benowo yang bekerja sama dengan Pemkot Surabaya. “Apapun jenis sampah yang datang, langsung kita proses jadi listrik. Listriknya dibeli PLN,” jelas Penanggung Jawab Operasional PT Sumber Organik yang mengolah sampah di TPA Benowo Ali Ashar saat menerima rombongan PressTour, Selasa (17/2019) di TPA Benowo.

Sedangkan sebagian sampah (organik) ditimbun untuk diambil gas (methana) yang selanjutnya dipakai menggerakkan mesin untuk memproses sampah jadi listrik. “Makin banyak sampah yang masuk ke TPA (Tempat Pengolahan Akhir) justru makin prospektif bagi PT Sumber Organik yang sudah 7 tahun mengolah sampah di lokasi seluas 37,4 hektar ini,” ujar Ali Ashar seraya menambahkan sisa proses sampah di TPA Benowo ini nyaris tak ada karena hancur jadi debu.

Kegigihan Pemkot Surabaya di bawah kepemimpinan Walikota Tri Rismaharini memang tak sia-sia. Kota Pahlawan ini tampak begitu bersih, indah dan rindang. Jalan-jalan tampak sejuk dengan rimbunan pohon penghijauan yang diselingi juga beberapa taman untuk bersantai. Sungai yang berada di perkotaan juga tak kalah, terlihat bersih tanpa sampah.

Bali sendiri sebenarnya sudah jauh-jauh hari berupaya menekan masalah sampah ini. Sayangnya belum maksimal hasilnya. Bahkan investor Cina yang mencoba mengolah sampah di TPA Suwung gagal total. Beberapa kabupaten juga sudah mencobanya, namun sampah tetap berjibun, nyaris tak tertangani.

Sungai juga sudah ditata. Ambil contoh Tukad Badung yang kini mulai bersolek. Namun sampah plastik masih jadi kendala besar. Karena sudah masuk ke laut yang justru menjadi salah satu pesona wisata Bali.

Terkait sampah ini, Asisten III Wayan Suarjana yang tampak semangat mengikuti press tour ini tidak terlalu berkecil hati dengan kondisi yang ada. Bahkan Suarjana optimis Bali bisa berbuat lebih untuk memperindah wilayahnya termasuk mengurangi sampah plastik yang saat ini menjadi prioritas pembangunan Pemprov Bali.

“Kalau melihat investasi yang tak begitu besar untuk mengolah sampah serta prosesnya yang tak terlalu rumit, Bali pasti bisa. Namun semua itu bisa berjalan tentu harus ada komitmen kuat,” jelas pria humoris ini.

Ia mencontohkan di Pusat Daur Ulang Sampah Jambangan yang hanya memerlukan investasi mesin pengolahan sekitar Rp 2 miliar mampu memproses 5-6 ton sampah yang masuk. Hasil komposnya juga banyak. Ini tentu bagus untuk pertanian dan menghijaukan lingkungan. (bas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *