Trisno Nugroho: Turis Cina, Harapan Bangkitkan Ekonomi Bali
(Dutabalinews.com),Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho menjelaskan perekonomian di kuartal I tahun 2020 sangat terpuruk hingga di angka -1,14%, jauh di bawah nasional yang saat itu di angka 2,97%.
Saat ini nasional sudah memprediksi penurunan ekonomi lagi pada kuartal kedua menjadi sekitar -0,4 s/d 1%. “Dikhawatirkan perekonomian Bali akan makin terpuruk lagi menyusul penurunan nasional,” imbuh Trisno saat acara webminar via zoom yang diselenggarakan oleh Bali Tourism Board (BTB) bertemakan “Bali next Normal – Will Chinese Travels to Bali Again” pada Jumat (17/7). Hadir pula pada acara tersebut Wagub Bali Cok Ace dan pelaku pariwisata lainnya.
Apalagi, tambah Trisno saat ini tingkat kemiskinan di Bali juga semakin besar menyusul bertambahnya pengangguran akibat industri pariwisata yang jalan di tempat. Untuk itu, Trisno Nugroho sangat berharap kedatangan wisatawan dari Tiongkok ini bisa menggeliatkan ekonomi lagi jika pariwisata internasional dibuka September mendatang.
Ketika perekonomian babak belur karena pandemi ini, Tiongkok menurutnya malah menunjukkan pertumbuhan yang cukup positif beberapa bulan ini, sehingga diprediksi akan menjadi penggerak perekonomian dunia pasca pandemi. “Dan di tengah tumbuhnya perekonomian China, banyak warganya yang inging berwisata kembali, hal itu dilihat dari hasil survey yang menyatakan 60% dari mereka akan berwisata tahun 2020 ini,” jelasnya.
Ia menambahkan dari yang ingin berwisata, sekitar 58% memilih untuk berlibur ke pulau tropis, dengan kata lain Bali menjadi salah satu kategori tersebut. Sehingga ia berharap, Bali bisa menangkap peluang ini dengan peningkatan kualitas, infrastruk, dll. Ia menambahkan jika bisa dijalankan dengan optimal, maka perekonomian Bali bisa digerakkan hingga keluar dari angka minus tersebut.
Dalam webminar ini, pihak travel dari Tiongkok juga menanyakan kemungkinan Bali membuka penerbangan langsung ke negaranya September mendatang, mengingat angka kasus Covid-19 di Bali relatif jauh dari kasus secara nasional. Hal itu memberikan kepercayaan internasional untuk Bali.
Merespon hal tersebut, Wagub Cok Ace menjelaskan kemungkinan tersebut tetap ada, mengingat hubungan Tiogkok dan Bali sudah terjalin dengan baik sejak lama. “Jika administrasi sudah lengkap dan sudah diijinkan oleh pusat, tentu hal tersebut bukan mustahil lagi,” tegasnya.
Di sisi lain Cok Ace menyatakan selalu ada hikmah di balik setiap musibah. Seperti halnya pandemi Covid-19 ini, pariwisata Bali memang terpuruk.
Ini saatnya berbenah, karena ke depan pariwisata Bali harus mementingkan kualitas di atas kuantitas.
Apalagi menurutnya, wisatawan dari negeri Tiongkok tersebut terkenal dengan mass tourism-nya (atau wisatawan massal), karena mereka datang berbondong-bondong ke Bali. “Hal ini perlu kita pikirkan, di satu sisi kita harus memberikan kenyamanan bagi mereka, namun juga harus memperhatikan alam Bali agar selalu terjaga dan tidak menjadi korban pariwisata,” jelasnya.
Wagub Cok Ace menekankan memang Wisatawan dari negeri tirai bambu itu memberikan pengaruh yang signifikan untuk pariwisata Bali. “Hingga saat ini wisatawan Tiongkok selalu merajai jumlah kunjungan terbanyak di Bali, jadi kita harus benar-benar menyiapkan. Apa kebutuhan mereka, serta upaya untuk pelestarian lingkungan dan kebudayaan Bali juga,” imbuhnya. (pem)