Global

Wayan Sudiara: Perkumpulan ISKCON Indonesia Siap Berdialog

(Dutabalinews.com),Perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) Indonesia sangat berterima kasih atas kehadiran Tim Lintas Sektoral yang terdiri dari Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama (Kemenag) RI, Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP), Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Denpasar, pada Rabu (11/8/2021).

Kedatangan Tim untuk mencari fakta-fakta (informasi) yang sebenarnya terjadi terkait Sampradaya ISKCON di Bali sehingga menjadi perhatian Pemerintah Pusat. “Kami sangat memberikan apresiasi dan berterima kasih atas kehadiran pemerintah beserta teamnya yang telah memberikan perhatian terhadap masalah ini, suatu hal yang telah  ditunggu-tunggu oleh masyarakat,  memberikan ruang kepada kami untuk bisa menyampaikan informasi secara apa adanya,” kata Ketua Perkumpulan ISKCON Indonesia I Wayan Sudiara dalam press release-nya di Denpasar, Jumat (13/8).

Dalam pertemuan itu Perkumpulan ISKCON Indonesia menyampaikan jawaban secara transparan kepada Tim Lintas Sektoral yang diyakini sebagai Guru Wisesa (salah satu bagian dari Catur Guru yang wajib dihormati oleh setiap umat).

Dengan pertemuan dan kehadiran team tersebut, diharapkan pemerintah mendapatkan gambaran yang utuh dan luas dari masalah yang ada sehingga dapat memberikan jalan keluar dan mediasi antar pihak-pihak dan elemen masyarakat yang selama ini melakukan pertentangan. Selama ini pihak Perkumpulan ISKCON memilih sikap diam dengan penuh kesadaran sebagai upaya menjaga situasi masyarakat Bali agar tetap kondusif, mengingat Bali adalah jendela Indonesia di mata dunia dan simbol miniatur NKRI.

Dalam situasi yang tidak menguntungkan Perkumpulan ISKCON berusaha memberikan kontribusi kecil dalam bentuk tidak memperkeruh suasana dalam situasi pandemi covid 19 yang menjadi perhatian serius semua pihak. “Dengan menahan diri dan bersikap tidak reaktif diharapkan situasi tidak memanas sehingga masih ada kejernihan untuk berdialog dan mencari solusi yang terbaik agar kerukunan dan persatuan tetap terjaga yang menjadi modal penting dalam mendukung pembangunan bangsa dan negara,” ungkap Sudiara yang juga Mantan Anggota DPRD Bali.

Ketua perkumpulan merasa sangat prihatin atas polemik perspektif keyakinan yang telah banyak menguras energi positif masyarakat. Selama ini, hubungan dengan masyarakat telah berjalan harmonis selama puluhan tahun dengan penuh kedamaian. “Sebagai orang Bali kami tetap menjaga daerah yang memiliki karakter mulia paras paros, menyama braya dan selalu berdampingan dengan damai,” ujarnya. Bahkan secara pribadi-pribadi, anggota ISKCON di Bali juga masih mengikuti adat di masing-masing Desa Adatnya.

Baca Juga :   Potong Tumpeng dan Webinar Meriahkan Puncak HUT ke-2 NCPI Bali

Menanggapi tuduhan bahwa kegiatan yang dilakukan menggangu ketertiban umum, menurutnya tuduhan itu tidak tepat. “Karena setiap melakukan kegiatan selalu berkoordiansi dengan otoritas yang ada dan bahkan mengundang pihak-pihak terkait  dalam setiap kegiatan perayaan yang besar seperti Gita Jayanti (perayaan kemunculan Bhagavad Gita), Ratha Yatra, dan lainnya,” jelasnya.

Kalaupun ada, kemungkinan itu dilakukan oleh oknum-oknum tertentu dan pihaknya siap membantu untuk menindaklanjutinya ke pihak berwajib sesuai aturan yang berlaku. Sedangkan tuduhan transnasional, pihak Perkumpulan ISKCON Indonesia menjelaskan bahwa Organisasi memiliki kerja sama (afiliasi) dengan ISKCON yang berpusat di Mayapura, India. Kerja sama itu bersifat keagamaan dan nilai-nilai spiritualitas yang bersumber pada ajaran Veda Gaudiya Vaishnava.

Secara manajemen Perkumpulan ISKCON Indonesia tetap mandiri dan mengikuti aturan dan peraturan di NKRI (Pancasila dan UUD 1945). Dijelaskan, ISKCON memiliki sebanyak 600 center tersebar di 215 negara di antaranya India,  Rusia, Amerika, Afrika, China, Jepang, Inggris, Ukraina, Jerman,  Italia, Arab, Singapura, Malaysia, Australia dan Indonesia.

Perkumpulan ISKCON dalam kegiatan-kegiatannya juga mengangkat dan mempromosikan budaya lokal, tari-tarian dalam membangun hubungan baik antar umat agama baik diluar Bali maupun sampai ke dunia internasional. Penampilan tersebut dapat memperkuat hubungan antar anak bangsa, saling mengenal budaya dari umat dan etnis lain dalam membangun kebersamaan dan saling mengenal.

Hal itu juga untuk mendukung membangun moderasi agama yang dicanangkan Kemenag Republik Indonesia. Pada acara rapat tersebut Perkumpulan ISKCON juga menyatakan bahwa pihaknya tidak selalu merasa benar, karena masih dalam proses pembelajaran. Dengan demikian sebagai umat Hindu Perkumpulan ISKCON siap dibina secara berkelanjutan agar dapat turut serta mewujudkan perdamaian.

Berdasarkan kajian mendalam perkumpulan ISKCON melihat bahwa polemik ini dikait-kaitkan dengan keputusan Jaksa Agung nomor 107/ JA/5/1984 dimana oleh pihak kejaksaan dalam salah satu dialog dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) telah menyebutkan bahwa “SK tersebut masih ada namun tidak lagi bisa diterapkan”.

Selama ini upaya penyesuaian dalam melakukan kegiatan terus dilakukan, bahkan pemerintah selalu diundang untuk melihat langsung ke pasraman-pasraman dan melakukan pembinaan. Ia juga mengamati polemik meningkat ketika mulai ramai adanya provokasi di media sosial baik bentuk tulisan, foto, maupun video yang disebar secara sepotong – potong dengan narasi yang provokatif. Belum lagi, kemungkinan masuk unsur politik dan adanya dugaan akun palsu yang masif menyebarkan provokasi dan hoax.

Baca Juga :   Antisipasi Penyebaran Virus AI, Distan Denpasar Cek Unggas di Pasar Kumbasari

Untuk itu, pihak Perkumpulan ISKCON mengharapkan adanya dialog dan musyawarah supaya situasi tidak semakin meruncing yang dapat menimbulkan konflik horizontal lebih jauh. Musyawarah dan bermufakat adalah cara hidup yang diamanatkan oleh para pendiri bangsa yang dituangkan dalam Pancasila, sejalan dengan nilai-nilai bangsa yang beradab yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian dan moralitas.

“Dalam kesalahpahaman seperti inilah saatnya kita menerapkan nilai-nilai Pancasila, setiap masalah pasti ada ruang dan solusi dengan membangun komunikasi dan dialog agar tidak menambah kesalahpahaman,” ujarnya.

Lebih lanjut Perkumpulan ISKCON berharap pemerintah dan penegak hukum berkenan aktif meminimalisir dan meniadakan hoax serta fitnah agar tidak merusak citra Bali sebagai tujuan pariwisata dunia. “Di Bali, jarum jatuhpun akan mudah di dengar seluruh dunia,” ungkapnya.

Selain secara lisan, pihak Perkumpulan ISKCON juga memberikan informasi berupa dokumen kepada tim pencari fakta yang berkaitan dengan situasi yang ada sekarang beserta surat pernyataan Minister of International Global Communications ISKCON yang berbunyi sebagai berikut:

1. ISKCON telah diterima secara global sebagai organisasi yang bernafaskan Hindu dan menjadikan Kitab Suci Veda sebagai landasan ajarannya.

2. ISKCON diterima dan dihargai di banyak negara seperti India, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, Rusia, Afrika, Australia dan banyak bagian di Asia.

3. Dalam hal manajemen (segala urusan organisasi) sepenuhnya mengikuti/menyesuaikan dengan undang-undang dan aturan hukum dan adat istiadat setempat.

4. ISKCON menganut 4 prinsip termasuk kerendahan hati dan kasih sayang sebagai ajarannya.

5. Banyak negara menghargai kontribusi ISKCON seperti menyediakan makanan gratis setiap hari untuk 1,2 juta anak sekolah selama pandemi, dan ini dilakukan hampir diseluruh cabang ISKCON.

6. Ada banyak penghargaan atas kontribusi lain dari ISKCON dan Pendiri kami, Srila Prabhupada, oleh para cendekiawan, pemimpin politik, kepala negara, dll. Apresiasi positif tersebut datang dari Perdana Menteri India sebelumnya maupun yang sekarang, serta dari Perdana Mentri Inggris. Di Amerika Serikat ISKCON merupakan salah satu pihak yang diundang untuk berdoa pada acara pelantikan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.

Baca Juga :   Dampak Virus Corona, 22 Tahanan Kejari Badung Ikuti Sidang Vicon

7. ISKCON adalah komunitas dan institusi yang berwawasan luas dan inklusif. ISKCON secara aktif melakukan diskusi interfaith di semua negara.

8. Sebagai penutup Annutama Prabhu menyatakan bahwa sebagai komunitas agama dan spiritual yang besar kami menyadari bahwa kami memiliki kewajiban untuk menjadi warga negara yang baik dan hamba Tuhan yang baik. Meskipun kami mungkin gagal dalam kedua hal tersebut, kami selalu siap untuk belajar dari kesalahan dan meningkatkan diri secara organisasi.

“Sehubungan dengan itu, kami menghargai setiap saran dari Bapak Menteri sehingga kami dapat turut melayani Bangsa Indonesia dengan lebih baik, dan juga dapat meningkatkan rasa hormat, kerja sama, perdamaian, kemakmuran dan pelayanan kepada sesama dan Tuhan,” jelasnya. Surat dari Ketua Team Komunikasi ISKCON Global tersebut telah dikirimkan kepada Menteri Agama dan juga kepada Team Lintas Sektoral pada saat rapat dengan pihak Perkumpulan ISKCON Indonesia. (ist)

Berikan Komentar