Ratusan Kerajaan Nusantara dan Mancanegara Hadiri Festival Adat Budaya Nusantara I
(Dutabalinews.com),Ratusan Kerajaan Nusantara dan mancanegara memastikan hadir pada Festival Adat Budaya Nusantara I yang akan dilaksanakan di Klungkung. Festival perdana ini akan berlangsung mulai tanggal 16-19 Agustus 2022 ini.
“Ada 212 kerajaan di wilayah Nusantara menyatakan hadir pada event ini. Sedangkan kerajaan dari mancanegara yang akan hadir di antaranya berasal dari Malaysia, Filipina, Hawaii, Laos, Spanyol, Uganda, Gana, Kongo, Suriah dan Lebanon,” jelas Ketua DPP Masyarakat Adat Nusantara (Matra) KGPAA Mangku Alam II dalam jumpa pers, Minggu (7/8) di Renon.
Dijelaskan, Matra dibentuk pada 2016 dan dideklarasikan di Candi Borobudur pada Juli 2017 dengan tujuan untuk melestarikan dan menguatkan adat dan budaya yang tumbuh di Nusantara. “Melihat perkembangan zaman saat ini, upaya pelestarian adat dan budaya harus dilakukan agar tidak sampai punah,” ungkap Mangku Alam II. Dijelaskan Nusantara ini bukan hanya Indonesia tapi sampai ke Madagaskar.
Karena itu dalam festival beberapa negara yang juga memiliki kerajaan juga diundang bahkan sampai ke Afrika. “Jadi raja-raja Nusantara dan mancanegara diundang, diajak memperingati sejarah. Kita gelar di Klungkung karena Klungkung adalah pusat sejarah kerajaan di Bali,” tambahnya.
Selain melestarikan budaya dan adat istiadat, festival ini diharapkan bisa mendukung upaya pemulihan ekonomi Bali yang terdampak covid-19. “Saya ingin Indonesia bangkit, seperti halnya Jepang yang bangkit melalui budaya. Jadi budaya sebagai spirit untuk bangkit,” tambahnya. Festival yang didukung Janesia (Asosiasi Jepang-Indonesia) ini juga akan dirangkaikan dengan pelantikan Ketua DPP dan pengurus Matra.
Terkait momen pelaksanaan bertepatan peringatan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus, dikatakan Mangku Alam II karena keinginan para raja untuk bisa mengikuti upacara detik-detik proklamasi yang digelar Pemprov Bali.
Sementara Ketua Janesa Harno Suryodiningrat mengatakan, organisasi gabungan antara Jepang dan Indonesia ini merasa tertarik turut serta mendukung kegiatan budaya ini. “Kami tertarik mendukung kegiatan ini karena merasa banyak adat budaya di Indonesia yang sudah punah. Bahkan di beberapa daerah anak-anak sekolah sampai tak mengetahui bahasa daerahnya karena dihilangkan dari kurikulum pendidikan,” ujar Harno yang puluhan tahun tinggal di Jepang ini.
Ia berharap Festival Adat dan Budaya Nusantara yang pertama kali ini kembali menguatkan adat dan budaya di Indonesia. “Jangan sampai semboyan Bhinneka Tunggal Ika hanya tinggal semboyan, karena sudah tidak ada lagi kebhinnekaan yang dijadikan satu,” tambah Harno.
Menurut Krishna Adityangga dari Skynosoft yang menggawangi startup Oorth, digitalisasi asset kerajaan menjadi sangat penting dilakukan saat ini. Dengan adanya digitalisasi ini, nilai dari aset tersebut akan tetap terjaga dalam waktu yang lama. (nom)