​”Bhinneka Tunggal Ika Lontar Exhibition” di Apurva Kempinski, Upaya Lestarikan Nilai Luhur Lontar

(Dutabalinews.com), Apurva Kempinski kembali menggelar pameran budaya dengan mengangkat nilai-nilai luhur lontar. Dalam pameran yang mengangkat tema “Bhinneka Tunggal Ika Lontar Exhibition” ini, pihak Kempinski berkolaborasi dengan Samsara Living Museum.

Pameran digelar di Pendopo Lobby setempat akan berlangsung dua bulan hingga Mei nanti dan memajang sepuluh lontar. Pengunjung bisa menikmati berbagai kisah yang termuat dalam lontar di antaranya Sutasoma, Adiparwa, Arjuna Sasrabahu, Swargarohana Parwa, Putru Saji & Putru Sangaskara, serta Kidung Tantri, dll.

“Exhibisi lontar ini tak hanya dinikmati para pecinta seni dan budaya, juga termasuk para wisatawan yang menginap di hotel. Kita sejak 2022 rutin melakukan acara-acara seni dan budaya seperti ini,” ujar Melody Siagian selaku Director of Marketing Communication, The Apurva Kempinski Bali di sela-sela conference pers, Rabu (3/4) jelang pembukaan exhibisi yang dihadiri Vincent Guironnet, General Manager of The Apurva Kempinski Bali serta Narasumber Ida Bagus Made Gunawan (Samsara Living Museum) dan Ida Bagus Agung Gunarthawa (Samsara Living Museum).

IB Agung Gunartawa menjelaskan pihaknya sudah menjalin kolaborasi sejak lama dengan Kempinski. Dalam 10 lontar peninggalan abad V ini akan menampilkan pesan-pesan penuh makna bagaimana bisa menjadi manusia lebih baik, hidup harmonis, bersinergi dan toleran sesuai konsep Tri Hita Karana.

“Kita tampilkan Sutasoma yang dikarang Mpu Tantular yang mengungkapkan cinta kasih, saling menghargai satu sama lain,” jelasnya. Agung Gunartawa memahami tantangan melestarikan budaya lontar dari masa lalu-kini-masa depan.

“Yang baca mulai sedikit, apalagi memahaminya. Jadi ini perlu dicarikan jalan keluar mengantisipasi dampak kemajuan zaman. Kita harap bisa saling support dan terus menggalinya. Bagaimana anak muda merasa ada kebutuhan dengan nilai-nilai ini sesuai zamannya,” ujar Agung Gunartawa.

Menurutnya anak muda ini menjadi harapan bisa menjaga, memahami dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam lontar yang masih relevan dalam kehidupan modern saat ini,” tambahnya.

“Langkah ke depan bagaimana mereka bisa tertarik dan akhirnya bisa memahaminya. Saya yakin dengan memahami nilai-nilai yang ada maka mereka akan menjadi lebih tertarik,” tambah IB Gunawan.

Menurutnya banyak nilai terkandung dalam lontar dan masih relevan hingga saat ini. Seperti dalam Sutasoma dan lontar Arjuna Wiwaha.

Untuk paham isi lontar memang harus ada yang menuntun. Sebab sastra dalam lontar ini Bahasa Jawa Kuno. Perlu konsistensi dan keuletan agar mau tertarik. “Kami yang ditinggalkan begitu banyak manuskrip menjadi tantangan untuk memeliharanya dan bisa menyebarluaskannya, ” ujarnya. (ist)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *