Sosial & Seni

Jaring Bibit Kesesenian, Sekda Alit Wiradana Buka Parade Gong Kebyar Wanita dan Anak-Anak Kota Denpasar

(Dutabalinews.com), Gelaran Parade Gong Kebyar Wanita dan Anak-Anak Kota Denpasar Tahun 2024 secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, di Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung Denpasar pada Sabtu (23/11). Acara ini akan berlangsung hingga Minggu (24/11). Pembukaan ditandai dengan penyerahan Piagam Penghargaan kepada perwakilan dari 12 peserta.

Hadir dalam acara tersebut Ketua Komisi IV DPRD Kota Denpasar, I Wayan Duaja, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, serta tamu undangan lainnya. Pada hari pertama, enam sekehe tampil secara bergiliran. Pada sesi pertama, tampil Sekehe Gong Anak-Anak Gita Budaya dari Banjar Tenten dan Sekehe Gong Anak-Anak Kumara Semara Gita dari Banjar Ledaton. Sesi kedua diisi oleh Sekehe Gong Wanita Gayatri Swara Taman Sari dari Desa Dangin Puri Kangin dan Sekehe Gong Wanita Srikandi Metu Swara dari Banjar Pagan Kelod. Sesi ketiga menampilkan Sekehe Gong Anak-Anak Swara Gita dari Banjar Kertajiwa dan Sekehe Gong Anak-Anak Wirama Tirtayasa dari Banjar Sekar Kangin Sidakarya.

Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, menjelaskan bahwa penguatan seni budaya menjadi komitmen Pemerintah Kota Denpasar dalam memberdayakan dan melestarikan potensi seni budaya perkotaan. Hal ini sesuai dengan visi Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju. Parade ini diharapkan menjadi wadah pembinaan dan pelestarian kesenian tradisional, khususnya kesenian klasik dan Gong Kebyar yang berkembang di Kota Denpasar.

Lebih lanjut, Ida Bagus Alit Wiradana menegaskan bahwa Parade Gong Kebyar Anak-Anak dan Wanita ini bertujuan memberikan pembinaan, pengembangan, dan pelestarian seni. Parade ini juga menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk menunjukkan teknik serta kreativitas dalam memainkan Gong Kebyar, sekaligus melestarikan seni klasik sesuai pakemnya.

“Sebagai kota yang heterogen, parade ini dilaksanakan sebagai pembinaan untuk mempersiapkan duta seni Kota Denpasar di masa depan. Kami bangga melihat anak-anak muda tetap berkreativitas dan tidak kehilangan jati diri. Penampilan seluruh peserta luar biasa,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, yang didampingi Kepala Bidang Kesenian, I Wayan Narta, menjelaskan bahwa pelaksanaan Parade Gong Kebyar Wanita dan Anak-Anak ini memiliki tujuan yang sama dengan kegiatan seni lainnya, yaitu melestarikan dan mengembangkan kesenian Bali. Khususnya Gong Kebyar yang sangat diminati oleh masyarakat Denpasar dari berbagai kalangan.

Baca Juga :   Masyarakat Alami Masa Sulit Selama Pandemi, DPC Hanura Badung Bagikan Ratusan Paket Sembako

“Hampir di setiap banjar memiliki gambelan Gong Kebyar. Pembinaan dan latihan terus dilakukan, sehingga Parade Gong Kebyar ini menjadi puncak apresiasi dari proses pembinaan dan pelatihan kesenian di Kota Denpasar,” jelasnya.

Lebih lanjut, I Wayan Narta menjelaskan bahwa parade ini diikuti oleh 12 sekehe, yang merupakan perwakilan dari banjar, desa, atau kelurahan di Kota Denpasar. Peserta dibagi dalam dua kategori, yaitu delapan sekehe gong anak-anak dan empat sekehe gong wanita.

“Sebagai upaya mempersiapkan duta kesenian, parade ini dirancang untuk menunjukkan hasil pembinaan yang telah dilakukan di masing-masing banjar. Setiap sekehe akan menampilkan dua materi, yakni Tabuh Bebas dan Tari Bebas,” tambahnya.

Narta juga menyebutkan bahwa seluruh peserta akan dinilai oleh Tim Pengamat dari Tim Pembina Seni Kota Denpasar. Dari penilaian tersebut, akan ditetapkan empat penampilan terbaik dari kategori Sekehe Gong Kebyar Anak-Anak dan satu penampilan terbaik dari kategori Sekehe Gong Kebyar Wanita.

“Peserta terbaik akan mendapatkan piagam penghargaan dan tambahan uang sebesar Rp 9 juta. Selain itu, seluruh peserta yang tampil juga menerima uang pembinaan sebesar Rp 35 juta. Mari bersama kita sukseskan Parade Gong Kebyar Wanita dan Anak-Anak Kota Denpasar Tahun 2024 sebagai upaya mendukung pelestarian dan pengembangan seni budaya Bali,” tutupnya. (hms)

Berikan Komentar