Kenali Kondensasi Alami di Tangki BBM, Ini Cara Mencegahnya
(Dutabalinews.com), Mesin mobil mogok atau terasa “ngerebet” umumnya bukanlah masalah yang terjadi tiba-tiba, melainkan berkembang secara bertahap. Salah satu penyebabnya adalah gangguan pada sistem pemompaan bahan bakar akibat kontaminasi air di dalam tangki. Untuk itu, ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah hal ini.
Guru Besar Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana, Prof. I Nyoman Suprapta Winaya, Sabtu (5/7/2025), menjelaskan bahwa kontaminasi air pada bahan bakar bisa terjadi secara alami melalui proses yang dikenal sebagai kondensasi air.
“Kondensasi air dalam tangki bahan bakar merupakan fenomena alami yang sering terjadi, terutama pada kendaraan yang jarang dipakai atau tangki yang sering dibiarkan hampir kosong,” ujarnya.
Fenomena ini terjadi karena perubahan suhu harian yang membuat uap air di ruang kosong tangki mengembun menjadi tetesan air. Namun, untuk mencapai tingkat kontaminasi yang cukup parah hingga menyebabkan mesin ngerebet atau mati total, umumnya butuh waktu lama, bahkan hingga berbulan-bulan atau setahun.
Air yang dihasilkan dari kondensasi biasanya dalam jumlah sangat kecil (kurang dari 0,1% dari volume bahan bakar) sehingga efeknya terhadap performa mesin bersifat bertahap, bukan langsung.
Prof. Suprapta menambahkan bahwa risiko kondensasi air sudah diperhitungkan oleh produsen kendaraan. Mesin-mesin modern dirancang untuk mampu menangani sejumlah kecil air dalam bahan bakar tanpa menimbulkan masalah serius dalam jangka pendek. Tangki kendaraan modern juga didesain dengan kemiringan tertentu pada leher pengisian untuk mencegah masuknya air hujan, meskipun perlindungan ini tidaklah sempurna.
Jika air bercampur dengan bahan bakar dalam jumlah signifikan, dapat timbul reaksi kimia yang membentuk lapisan kecokelatan dan kerak halus pada fuel filter. Air juga mempercepat oksidasi hidrokarbon pada BBM, menghasilkan senyawa peroksida dan aldehida yang membentuk deposit lengket (gum formation). Selain itu, air menyebabkan korosi pada komponen logam sistem bahan bakar, yang menghasilkan karat berwarna cokelat kemerahan.
Untuk mencegah masalah ini, ia menyarankan agar penggantian fuel filter dilakukan setiap 20.000–40.000 km atau sesuai rekomendasi pabrikan, menjaga tangki tetap penuh secara berkala untuk mengurangi ruang udara, dan menghindari pengisian bahan bakar saat hujan deras.
Jika kendaraan sudah terlanjur mogok akibat kontaminasi air, langkah penanganan meliputi pengurasan tangki, pembersihan sistem bahan bakar dengan fuel system cleaner, penggantian fuel filter, dan flushing pada injektor. (ist)