Momentum Liburan dan Iduladha Dorong Penjualan Ritel Bali Juni 2025 Tetap Positif
(Dutabalinews.com), Pada Juni 2025, penjualan eceran di Provinsi Bali diprakirakan tetap berada dalam tren positif. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali sebesar 120,9, tumbuh 6,6% (yoy) dan masih berada di level optimis (>100). IPR Juni 2025 juga mencatat pertumbuhan moderat dibandingkan Mei 2025 yang sebesar 120,2. Kinerja ritel yang positif ini didorong oleh faktor musiman, seperti libur sekolah, HBKN Iduladha, program potongan harga tengah tahun (mid-season sale), serta dimulainya tahun ajaran baru.
Perkiraan positif IPR pada Juni 2025 selaras dengan data inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) yang tercatat sebesar 2,94% (yoy), meningkat dibandingkan Mei 2025 sebesar 1,92% (yoy). Inflasi yang masih berada dalam kisaran target 2,5% ±1% turut mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat, terutama pada komoditas pangan seperti beras, kopi bubuk, daging babi, cabai rawit, dan sawi hijau yang mengalami inflasi seiring periode libur panjang. Survei Penjualan Eceran (SPE) Bali merupakan survei bulanan terhadap 100 pengecer di Kota Denpasar dan sekitarnya untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi.
Berdasarkan komponennya, prakiraan penjualan eceran di Bali pada Juni 2025 didukung oleh pertumbuhan berbagai subsektor, seperti Barang Budaya dan Rekreasi (termasuk alat tulis) yang naik 4,6% (mtm), Barang Lainnya (farmasi, kosmetik, elpiji rumah tangga, dan barang kimia rumah tangga) yang naik 4,4% (mtm), serta Sandang yang naik 3,7% (mtm). Kinerja positif IPR ini menunjukkan peningkatan konsumsi masyarakat Bali.
Ke depan, prospek penjualan eceran di Bali diperkirakan tetap positif. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP), yang mencerminkan keyakinan pelaku usaha terhadap kinerja ritel jangka pendek dan menengah, menunjukkan tren meningkat. Responden memperkirakan penjualan pada 3 dan 6 bulan ke depan akan tetap terjaga, tercermin dari IEP Agustus 2025 sebesar 182 dan November 2025 sebesar 194, masih di level optimis (IEP >100). Terjaganya IEP ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi Bali akan terus melaju di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Untuk mendorong peningkatan IPR, performa penjualan ritel dan konsumsi masyarakat perlu terus diperkuat. Dalam upaya tersebut, Bank Indonesia Provinsi Bali bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota terus mempererat sinergi guna menjaga stabilitas harga, melindungi daya beli masyarakat, dan memastikan perekonomian Bali bergerak menuju pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.