Desa Adat Batukaang dan Mengani Kembali Bersatu di Pura Puseh Batan Tiing
(Dutabalinews.com), Ada kisah menarik di balik pelaksanaan upacara Pengenteg Linggih, Mupuk Pedagingan, Pedudusan Agung, dan Menawa Ratna di Pura Puseh Batan Tiing, Desa Batukaang, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Dahulu, Desa Adat Batukaang dan Desa Adat Mengani bersama-sama menjadi pengempon pura ini. Namun, sejak beberapa dasawarsa terakhir, keduanya berjalan terpisah.
Bendesa Adat Batukaang, I Ketut Resep, mengungkapkan bahwa Pura Puseh Batan Tiing memiliki dua peleban: Puseh Kaleran dan Puseh Delodan. Meskipun terletak di wilayah Desa Batukaang, Pura Puseh Delodan dulunya diemong oleh Krama Desa Adat Mengani. Namun, karena alasan yang tidak diketahui secara pasti, krama Mengani berhenti menjadi pengempon. Pada pelaksanaan karya kali ini, kedua areal pura telah selesai direnovasi dan dilaksanakan upacara pengenteg linggih. Desa Adat Mengani pun diundang untuk turut ngayah, dan sambutannya luar biasa.
“Kehadiran Krama Mengani sangat bermakna. Mari kita jalin kembali persaudaraan skala dan niskala. Jika nanti ada piodalan di Pura Puseh Mengani, mohon kabari kami. Jika tidak ada halangan, Krama Batukaang pasti akan hadir,” ujar Bendesa Ketut Resep, mengajak melupakan masa lalu.
Semangat gotong royong terasa kuat. Saat persiapan puncak karya, mulai dari mebat, menyembelih kerbau, hingga membuat guling babi, Krama Mengani banyak membantu. “Tanpa mereka, kami pasti kewalahan,” kata salah satu krama, Bapa Gopel.
Sementara itu, Perbekel Desa Batukaang I Made Paing didampingi Ketua Panitia Karya I Wayan Panggil dan Mangku Pucak Sari menjelaskan bahwa karya ini merupakan tindak lanjut dari renovasi pura sejak 2019, yang dibiayai dari berbagai sumber: BKK Provinsi Bali, APBDes, serta swadaya 70 KK Krama Pengarep. Total dana upacara lebih dari Rp1 miliar, bersumber dari urunan, dana desa, BKK, dan punia masyarakat, termasuk Krama Adat Mengani.
Prosesi karya telah dimulai sejak 10 Juli 2025, puncaknya pada 23 Juli, dan nyineb pada 3 Agustus. Upacara ini dipuput oleh 12 sulinggih dari Kabupaten Bangli.
