Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Rai Mantra: Semangat Kebersamaan, Gotong-royong dalam Kebudayaan Bali Selaras dengan Filosofi Pancasila
(Dutabalinews.com), Potensi utama Kebudayaan Bali terletak pada semangat kebersamaan, gotong royong dan persatuan. Nilai-nilai ini selaras dengan filosofi Pancasila sebagai bagian dari Empat Pilar MPR RI.
Demikian disampaikan Anggota MPR/DPD RI, Dr. I.B. Rai Dharmawijaya Mantra dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bertempat di Banjar Semila Jati, Kota Denpasar, Rabu (3/9/2025).
“Dalam konteks tersebut, Banjar -sistem organisasi sosial-budaya di Bali yang merupakan persekutuan masyarakat berdasarkan wilayah dan kepentingan bersama untuk mengatur kehidupan sosial, budaya, dan keagamaan dan wilayah geografis-
menjadi instrumen sosial penting dalam menjaga dan mempertahankan nilai-nilai tradisi dan kebudayaan agar tetap hidup dan relevan dengan perkembangan dunia modern,” jelas Rai Mantra yang kini duduk di Komite III DPD RI.
Namun dalam perkembangan dunia modern, Rai Mantra menyoroti semakin memudarnya pemahaman terhadap etik-etik kebudayaan. Kondisi ini terjadi akibat menguatnya pengaruh global ke dalam aspek-aspek kehidupan masyarakat.
Mantan Walikota Denpasar dua periode ini mencontohkan fenomena yang terjadi saat ini, dimana masyarakat dihadapkan pada Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata. Budaya Pariwisata orientasinya kapitalis, sehingga pembangunan menjadi tidak terkendali dan harga tanah naik.
“Apabila sudah kapitalis, maka nilai-nilai tradisi akan terpinggirkan dan hilang. Berbeda halnya dengan Pariwisata Budaya yang mengedepankan perlindungan dan apresiasi terhadap warisan budaya,” ujarnya.
Budaya memberi dampak antara lain memperkaya pengetahuan dan wawasan masyarakat, menumbuhkan toleransi serta memperkuat persatuan dan kesatuan, saling menghargai serta mendorong inovasi dan kreativitas melalui perpaduan ide dan pengalaman. Budaya juga dapat menjadi daya tarik pariwisata yang menumbuhkan ekonomi dan memperkuat identitas serta kebanggaan nasional.
Untuk itu, Rai Mantra berpandangan diperlukan kekhususan kebijakan dalam upaya mempertahankan dan melestarikan nilai dan etik kebudayaan Bali -baik kekhususan dalam tata kelola pariwisata, investasi, termasuk juga dalam mengontrol kependudukan dalam upaya menjaga keberlanjutan budaya.
Di awal paparannya, Rai Mantra mengatakan
Indonesia bak ‘gadis cantik’ di mata dunia karena memiliki kekuatan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang besar. Potensi besar ini perlu dirawat dan dilestarikan untuk kelangsungan generasi mendatang.
Bangsa Indonesia memiliki sumber daya baik yang berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible). Salah satu sumber daya tidak berwujud adalah Kebudayaan yang di dalamnya mengandung nilai, norma dan pengetahuan. Bangsa Indonesia dikenal dengan Kebudayaan Nusantara dan Kebudayaan Nusantara merupakan puncak-puncak kebudayaan daerah.
“Bali adalah salah satu daerah yang sampai saat ini mampu mempertahankan identitas kultural Nusantara dalam kehidupan masyarakatnya,” ujarnya.
Terkait Sosialisasi Empat Pilar MPR RI disebutkan merupakan bagian dari tugas konstitusional anggota MPR RI dalam memasyarakatkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Keempat pilar ini merupakan pondasi nilai, kesadaran kolektif, dan arah moral yang menuntun bangsa Indonesia tetap berdiri teguh sebagai bangsa yang bersatu, adil, dan berdaulat.
Rai Mantra menegaskan pentingnya komitmen dalam memperkuat wawasan kebangsaan melalui Sosialisasi Empat Pilar MPR RI ini kepada seluruh lapisan masyarakat.
Pemahaman dan implementasi nilai-nilai kebangsaan menjadi pondasi penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat. (ist)