UPMI Bali Dorong Revitalisasi Lontar sebagai Penjaga Jati Diri Budaya Bali

(Dutabalinews.com), Melestarikan lontar pada dasarnya berarti menjaga jati diri dan kebijaksanaan budaya Bali. Hal tersebut disampaikan Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali, Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, S.H., M.Hum., saat membuka Seminar Kolaboratif “Revitalisasi Pengetahuan Tradisional Berbasis Lontar” di Ruang Paseban, UPMI Bali, Sabtu (18/10).

Menurut Prof. Suarta, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menjaga warisan budaya Bali agar tetap hidup di tengah perkembangan zaman. Ia menegaskan, pelestarian lontar sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Bali melalui program Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang menekankan keseimbangan antara alam, manusia, dan kebudayaan.

“Seminar ini menjadi langkah konkret dalam menjaga bahasa, aksara, dan sastra Bali, sekaligus memperkuat identitas budaya di era global,” ujarnya.

Seminar hasil kolaborasi antara UPMI Bali dan Yayasan Karya Buana Lestari, Kabupaten Karangasem ini menghadirkan tiga pembicara, yakni Dr. Anak Agung Gde Alit Geria, M.Si., Dr. I Made Sujaya, dan Adi Wicaksono, dengan moderator I Kadek Adhi Dwipayana, S.Pd., M.Pd.

Diskusi menyoroti pentingnya revitalisasi pengetahuan tradisional berbasis lontar sebagai sumber nilai, etika, dan kebijaksanaan lokal yang relevan bagi generasi masa kini. Ketua Yayasan Karya Buana Lestari, I Nengah Suarya, S.E., menambahkan, hingga kini masih banyak lontar yang tersimpan sebagai koleksi pribadi dan belum banyak diakses publik.

“Lontar tidak hanya memuat ajaran agama dan filsafat, tetapi juga catatan sosial, pengobatan tradisional, serta kearifan menjaga alam. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat menggugah masyarakat dan kalangan akademisi untuk terus melestarikan tradisi berbasis lontar agar tidak punah digerus zaman,” ujarnya. (sus)


Baca Juga :  Seminar Membangun Karakter Legislatif Muda yang Aktif, Dr. Mangku Pastika,M.M. Bakar Semangat Mahasiswa sebagai ‘Agent of Change’