Bank Indonesia dan PIKBS Perkuat Sinergi Dorong Investasi Berkualitas di Bali

(Dutabalinews.com), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali bersama Pemerintah Provinsi Bali melalui forum koordinasi Pusat Investasi Kerthi Bali Sadhana (PIKBS) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong penguatan investasi di Provinsi Bali. Salah satu wujud nyata komitmen tersebut adalah penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD)bertajuk “Penguatan Investasi untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Bali” pada 22 Oktober 2025.

Kegiatan FGD ini merupakan bagian dari pelaksanaan tugas PIKBS, khususnya di bidang investasi, yang diharapkan dapat mendorong penguatan proyek investasi clean and clear di Bali serta mempercepat realisasi investasi guna mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

FGD yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan pusat dan daerah ini dipimpin oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, dan dihadiri oleh perwakilan Dinas Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali. Hadir sebagai narasumber yakni Rahardjo Siswohartono, Direktur Pelayanan Perizinan Berusaha Sektor Nonindustri Kementerian Investasi, serta Shelly L. Silalahi, Analis Senior Departemen Internasional Bank Indonesia.

Dalam pengantarnya, Erwin menyampaikan perkembangan investasi terkini, capaian, serta tantangan realisasi investasi dengan melihat faktor penghambat (bottleneck) dan faktor keberhasilan (success factor) di daerah. “Investasi berperan penting sebagai engine of growth, dengan rata-rata kontribusi hingga 30 persen terhadap perekonomian Provinsi Bali,” ujarnya.

Namun demikian, Erwin menambahkan bahwa investasi di Bali masih terkonsentrasi pada sektor pariwisata atau sektor tersier, sehingga rentan terhadap external shock. Untuk memperluas basis investasi, Bank Indonesia bersama PIKBS telah menyelenggarakan Bali Investment Challenge yang berhasil menjaring 12 proyek investasi potensial dari 9 kabupaten/kota di Bali. Selain itu, Bank Indonesia juga telah memetakan sejumlah komoditas potensial untuk mendukung hilirisasi melalui investasi, seperti rumput laut, udang, garam, dan kopi.

“Melalui forum ini, investasi diharapkan dapat diperluas dan tidak hanya terkonsentrasi pada sektor pariwisata, sehingga dapat mendorong penciptaan lapangan kerja yang lebih luas,” tambah Erwin.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda H. Panjaitan, turut menegaskan bahwa iklim investasi di Provinsi Bali masih menunjukkan optimisme yang tinggi dan kondusif untuk mendorong investasi baru, terutama di luar sektor pariwisata. “Peluang investasi di Bali masih besar, tercermin dari kredit investasi yang menguat. Hasil survei Bank Indonesia kepada pelaku usaha di Bali juga menunjukkan optimisme yang kuat terhadap kondisi ekonomi,” jelas Butet.

Baca Juga :  Buka Cabang ke-13, MyRepublic Resmi Perluas Layanan Internet Tanpa Batas Hingga ke Bali

Ia menambahkan bahwa Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Provinsi Bali yang lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional, serta pembangunan berbagai infrastruktur pendukung seperti kawasan ekonomi khusus, semakin meningkatkan daya saing investasi di Bali.

Sementara itu, Rahardjo Siswohartono menyoroti potensi besar sektor perikanan—termasuk hasil ikan, udang, dan garam—yang dapat menjadi fokus pengembangan investasi di luar wilayah Sarbagita (pusat pariwisata). Pengembangan sektor ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan, membuka lapangan kerja baru, serta menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi dan penguatan rantai pasok. Ia juga menekankan pentingnya mendorong investasi yang berkualitas, agar tetap menjaga kelestarian lingkungan dan budaya serta mematuhi ketentuan perizinan.

Shelly L. Silalahi menambahkan sejumlah strategi penyusunan profil proyek investasi yang clean and clear agar ready to offer, serta penguatan fungsi Regional Investor Relation Unit (RIRU) dalam menyiapkan proyek investasi sejak tahap penggalian potensi hingga promosi.

Sebagai penutup, Erwin menyimpulkan tiga quick wins yang perlu dilakukan untuk mendorong investasi berkualitas di Bali, yaitu:

  1. Penguatan kebijakan investasi berbasis keunggulan lokal.

  2. Promosi dan fasilitasi investasi terpadu melalui DPMPTSP yang bersinergi dengan PIKBS.

  3. Optimalisasi PIKBS sebagai pusat informasi dan matching platform yang menampilkan proyek-proyek ready to offer serta kemudahan perizinan, sehingga proses investasi menjadi lebih cepat, transparan, dan efisien.

Selain itu, berbagai upaya strategis seperti showcasing proyek investasi dan promosi investasi terintegrasi juga akan terus diperkuat, guna memperluas jangkauan investasi di seluruh Bali. Melalui kolaborasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah Provinsi Bali dalam forum PIKBS, diharapkan terbangun sinergi yang solid dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, mendorong investasi berkualitas, serta mewujudkan pertumbuhan ekonomi Bali yang inklusif dan berkelanjutan.