Indonesia GOID Menyapa Dorong Masyarakat Sebarkan Informasi Positif untuk Generasi Emas
(Dutabalinews.com), Direktur Informasi Publik Ditjen KPM Kemkomdigi Nursodik Gunarjo mengatakan kegiatan Bimbingan Teknis Indonesia GOID Menyapa dengan tema “Sehat Sejak Dini untuk Generasi Emas” penting untuk mengajak masyarakat bersama-sama menggelorakan program dan kebijakan pemerintah yang sebenarnya memiliki manfaat luar biasa bagi masyarakat.
Gaungnya perlu disampaikan secara luas hingga ke lapisan masyarakat paling bawah, kepada mereka yang sebenarnya menjadi penerima manfaat langsung dari program-program tersebut.
“Sejauh ini, program pemerintah sudah luar biasa. Bapak Presiden telah menetapkan berbagai program prioritas, termasuk program-program dengan hasil cepat yang sudah dilaksanakan. Akan tetapi, hal ini tentu perlu disampaikan kepada publik agar masyarakat memahami sejauh mana program tersebut berpengaruh positif terhadap kehidupan mereka,” ujar Nursodik Gunarjo pada acara Indonesia GOID Menyapa dengan tema ‘Sehat Sejak Dini untuk Generasi Emas’, Rabu (29/10/2025) di Kuta, Badung.
Karena itu, dibutuhkan peran serta komunitas dan rekan-rekan yang aktif di ruang digital untuk bersama-sama menggelorakan informasi positif ini di ruang publik. “Dengan demikian, masyarakat tidak hanya memperoleh informasi dari pemerintah secara langsung, tetapi juga dari orang-orang di sekitarnya yang mengetahui dan merasakan manfaat program tersebut,” jelas Nursodik di hadapan sekitar 300 peserta yang mengikuti Bimtek ini.
Dikatakan, biasanya, jika pesan datang dari lingkungan terdekat seperti tetangga atau teman, penyampaiannya akan lebih mudah diterima dibandingkan jika hanya disampaikan secara satu arah oleh pemerintah.
Dalam komunikasi publik, pihaknya menerapkan dua pendekatan yaitu pertama, komunikasi top-down, yaitu dari pemerintah kepada masyarakat dan kedua, komunikasi horizontal, yang dilakukan bersama komunitas non-pemerintah. “Melalui pendekatan ini, kita bersama-sama menyebarluaskan hal-hal penting dan positif kepada masyarakat,” tambahnya.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan ini bersifat bimbingan teknis (bimtek) dengan mengundang para penggerak komunitas digital, terutama anak-anak muda yang sudah akrab dengan gawai. Dalam kegiatan ini, mereka akan mendapatkan pelatihan.
Ada tiga jenis pelatihan yakni pertama dari Indonesia.go.id, fokusnya adalah mengajak peserta untuk membuat konten positif, serta memahami teknik dan cara membuat konten yang menarik dan diminati masyarakat. Karena substansi yang baik perlu dikemas dalam bentuk yang menarik.
Trik dan teknik tersebut akan disampaikan oleh narasumber dari Indonesia.go.id. Pelatihan kedua dari FOMO (For Meeting & Monitoring) berfokus pada cara mengumpulkan dan menganalisis data media, baik media konvensional maupun media sosial. Selama ini, kita sering hanya tahu topik apa yang sedang ramai dibicarakan di media, tetapi belum memahami bagaimana menindaklanjuti suara publik tersebut.
Dalam pelatihan ini akan dijelaskan bagaimana cara mengumpulkan data, menganalisisnya, serta membuat rekomendasi sebagai tindak lanjut terhadap aspirasi masyarakat. Jadi, suara publik tidak boleh diabaikan, melainkan harus direspons secara positif.
Nursodik Gunarjo (kiri) dan AAN Bagus Aryana
Pelatihan ketiga terkait bimbingan teknis standar konten program prioritas pemerintah. Selama ini belum ada panduan yang seragam mengenai format atau standar pesan yang baik. Bukan berarti semua harus sama persis, tetapi perlu ada standar tertentu agar hasilnya secara teknis tetap seimbang, meskipun gaya penyajiannya bisa beragam.
Terkait pengawasan, menurut Nursodik dalam setiap kegiatan seperti ini—yang dilaksanakan di berbagai wilayah, tidak hanya di Bali—pihaknya juga melibatkan komunitas digital, pegiat media sosial, mahasiswa, serta Dinas Kominfo setempat.
“Fungsi pengawasan ini bukan berarti memantau atau menyensor konten, tetapi memastikan agar konten yang dihasilkan tetap positif dan membangun. Kawan-kawan di Dinas Kominfo berperan memberikan pendampingan (guidance) kepada komunitas di daerah untuk mengawal hasil bimtek ini,” jelasnya.
Ia berharap kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini saja, tetapi berlanjut dengan pelatihan-pelatihan serupa di daerah. Dengan begitu, Dinas Kominfo setempat dapat menggerakkan komunitas lokal untuk terus membuat konten positif.
Sementara itu Kepala Dinas Kominfos Bali yang diwakili Kabid IKP AAN Bagus Aryana mengatakan dukungan Pemerintah Provinsi Bali terhadap kegiatan ini sangat besar. Diskominfos Bali berperan aktif dengan melibatkan Diskominfo kabupaten/kota serta Biro Humas Provinsi Bali, yang menjadi corong informasi Pemprov. Melalui pendekatan “getok tular”, setelah peserta menerima bimtek ini, mereka akan menularkannya ke komunitas lain agar pesan positif terus menyebar.
“Bapak Kadis juga telah menekankan pentingnya keselarasan antara pusat dan daerah agar dalam pembuatan konten tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi tetap searah dan sesuai standar yang telah ditetapkan. Diskominfo Bali berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan Kementerian Kominfo serta rekan-rekan media dan komunitas digital lainnya,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini terdapat tiga level peningkatan kemampuan yang ingin dicapai, yaitu: Scaling, yaitu mengajak peserta yang belum memiliki kemampuan agar bisa membuat konten positif. Up-scaling, yaitu meningkatkan kemampuan peserta yang sudah aktif agar kualitas kontennya menjadi lebih baik dan efektif. Re-scaling, yaitu menyegarkan kembali kemampuan peserta yang sudah pernah bisa, tetapi sempat berhenti atau tertinggal karena kesibukan, agar kembali aktif dan mengikuti perkembangan terbaru.
Dengan demikian, diharapkan kegiatan ini dapat membangun ekosistem digital yang lebih produktif dan positif di seluruh Indonesia. Dijelaskan Bimtek terbagi dalam tiga kegiatan dengan tema masing-masing yaitu, 1. Bimtek Indonesia.go.id Menyapa: “Sehat Sejak Dini untuk Generasi Emas dengan Cek Kesehatan Gratis (CKG)”, adalah wujud aksi nyata di lapangan. 2. Bimbingan Teknis “Kebijakan Standardisasi Konten Program Prioritas Nasional”, menegaskan urgensi keseragaman pesan dan arah. 3. FOMO (Forum Media Monitoring) dengan tema “Mendengar Lebih Dekat, Bertindak Lebih Cepat”. Inilah mekanisme untuk memantau, mengevaluasi, dan mengukur dampaknya. Monitoring media adalah mata dan telinga kita di ruang digital, krusial untuk mengidentifikasi tren isu, opini publik, dan efektivitas pesan.
Dikatakan tantangan di era digital tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi memastikan pesan tersebut tersampaikan dengan efektif, konsisten, dan terukur. Kegiatan Bimbingan Teknis ini adalah platform strategis untuk memperkuat pondasi tersebut, khususnya dalam mendukung lahirnya Generasi Emas Indonesia yang sehat dan cerdas.(ist)
