Stabilitas Harga Terjaga, TPID Bali Mantapkan Langkah Hadapi Akhir Tahun

(Dutabalinews.com), High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali resmi dibuka oleh Wakil Menteri Dalam Negeri RI, Ribka Haluk, yang memberikan arahan strategis terkait pengendalian inflasi dan stabilitas ekonomi daerah. Kegiatan ini dihadiri oleh Gubernur Bali, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, pimpinan Bulog dan BPS, para pimpinan daerah kabupaten/kota, serta anggota TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali.

Dalam arahannya, Wamendagri menyampaikan apresiasi atas sinergi dan kerja nyata Pemerintah Provinsi Bali bersama Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas harga dan memperkuat ketahanan pangan. Beliau menegaskan bahwa pemerintah daerah memiliki peran penting dalam pencapaian target nasional, termasuk visi pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju 8% (yoy). Bali dinilai berprestasi dengan pertumbuhan ekonomi 5,88% (yoy) pada Triwulan III 2025, peringkat keempat tertinggi nasional, serta inflasi terjaga di 2,61% (yoy). Selain itu, tingkat kemiskinan Bali turun signifikan menjadi 3,72% (Maret 2025), menjadikan Bali sebagai provinsi dengan tingkat kemiskinan terendah di Indonesia.

Gubernur Bali menegaskan pentingnya HLM sebagai forum strategis untuk merumuskan langkah pengendalian inflasi yang lebih efektif dan tepat sasaran. Penguatan koordinasi antar TPID provinsi dan kabupaten/kota dinilai penting, terutama dalam menjaga kelancaran distribusi, mengamankan pasokan, dan memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga.

Sementara itu, Bank Indonesia Provinsi Bali memaparkan tiga fokus utama pengendalian inflasi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan akhir tahun, yaitu: (1) memperkuat pasokan komoditas pangan yang berkontribusi besar terhadap inflasi, terutama beras, daging ayam, dan telur; (2) mengantisipasi tren kenaikan harga komoditas musiman dalam lima tahun terakhir, seperti Canang Sari, cabai merah, cabai rawit, pisang, jeruk, dan daging babi; serta (3) melakukan monitoring ketat terhadap kecukupan stok pangan sebagai mitigasi risiko inflasi akibat dinamika cuaca dan meningkatnya permintaan. “BI bersama TPID Provinsi Bali akan terus bersinergi dan berinovasi untuk mengawal stabilitas harga dan menjadi contoh nasional dalam memastikan ketersediaan bahan pangan strategis, tidak hanya untuk masyarakat tetapi juga bagi sektor pariwisata yang kini sedang meningkat,” ujar Erwin.

Baca Juga :  Ambil Langkah Agresif dalam Transisi Energi, PLN Jalin 28 Kerjasama pada EBTKE Conex 2023

Dalam forum yang sama, BPS Provinsi Bali memaparkan perkembangan inflasi daerah, termasuk pola musiman dan komoditas utama penyumbang inflasi. Bulog turut menyampaikan capaian program stabilisasi pasokan dan harga melalui penyaluran SPHP beras dan jagung, serta perkembangan penyaluran Bantuan Pangan Pemerintah di seluruh kabupaten/kota.

Sebagai wujud dukungan terhadap penguatan ketahanan pangan serta peningkatan produktivitas sektor pertanian dan perikanan, Bank Indonesia menyalurkan bantuan sarana dan prasarana produksi ke seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali. Pada kesempatan ini, bantuan diserahkan secara simbolis kepada empat perwakilan penerima, yaitu Koperasi Pemasaran Petani Muda Keren (Buleleng), Subak Tegal Wani (Jembrana), BUPDA Sari Segara (Klungkung), dan Subak Penasan (Klungkung). Bantuan tersebut diharapkan mampu memperkuat rantai pasok pangan, meningkatkan efisiensi produksi, dan mendukung stabilitas harga jangka panjang.

Melalui sinergi yang semakin solid antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, Bank Indonesia, Bulog, BPS, dan seluruh anggota TPID, Provinsi Bali optimistis mampu menjaga inflasi tetap rendah dan stabil menjelang akhir tahun serta memperkuat ketahanan pangan bagi seluruh masyarakat Bali.