Rangkaian Upacara Adat Dorong Optimisme Konsumen Bali pada Oktober 2025

(Dutabalinews.com), Optimisme konsumen di Bali pada Oktober 2025 terus menguat dibandingkan bulan sebelumnya, seiring rangkaian upacara adat yang mendorong konsumsi masyarakat. Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Bali periode Oktober 2025, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 139,9 (naik 6,5% mtm) dan berada pada level optimis (indeks >100). Optimisme ini terutama didorong oleh kelompok usia 20–30 tahun (153,1), usia 41–50 tahun (143,6), serta usia 31–40 tahun (135,7). Tingkat optimisme juga terlihat pada responden pekerja sektor formal (145,2) dan informal (135,0). Survei Konsumen merupakan survei bulanan Bank Indonesia untuk mengetahui persepsi konsumen terkait kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi ke depan.

Peningkatan komponen IKK ditopang oleh membaiknya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dari 124,0 menjadi 131,5 (naik 6,0% mtm) serta Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dari 138,8 menjadi 148,3 (naik 6,8% mtm). Kenaikan konsumsi masyarakat terutama dipicu oleh penyelenggaraan upacara pernikahan (Manusa Yadnya) sepanjang Oktober, serta berlangsungnya Purnama Kapat di sejumlah wilayah, yang membuat momen Piodalan lebih banyak terjadi. Faktor utama pendorong IKK meliputi prakiraan kegiatan usaha 6 bulan mendatang (158,5), ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan ke depan (146,5), konsumsi barang tahan lama (118,5), serta ketersediaan lapangan kerja dibandingkan 6 bulan lalu (138,0). Adapun penahan laju pertumbuhan IKK berasal dari stagnannya indeks kegiatan usaha saat ini dibandingkan 6 bulan lalu (100,0). Kondisi ini menegaskan bahwa IKE dan IEK masih berada pada level optimis (>100), mencerminkan prospek ekonomi yang terus bertumbuh.

Bank Indonesia Provinsi Bali bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota terus menjaga stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Menjelang Hari Raya Galungan, TPID memastikan kecukupan pasokan pangan melalui operasi pasar murah, pengawasan harga komoditas utama, serta koordinasi rutin untuk menjaga kelancaran distribusi. Stabilitas inflasi diharapkan mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga, menarik minat investor, dan memperkuat aktivitas ekonomi daerah.

Sejalan dengan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nilai tukar Rupiah, Bank Indonesia pada Rapat Dewan Gubernur 21–22 Oktober 2025 mempertahankan BI-Rate di level 4,75%, suku bunga Deposit Facility 3,75%, dan suku bunga Lending Facility 5,50%. Selain itu, Bank Indonesia aktif mendukung promosi investasi dan perdagangan di sektor-sektor prioritas melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah juga memperluas insentif pajak berupa PPh 21 Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk pekerja di sektor pariwisata, hotel, restoran, dan kafe. Sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga (pro stability) dan mendorong pertumbuhan ekonomi (pro growth).

Baca Juga :  Gubernur Bali Apresiasi Transformasi Desa Temesi Menjadi Destinasi Wisata Unggulan