Penjualan Ritel Bali Meningkat Berkat Perayaan Galungan dan Kuningan

(Dutabalinews.com), Penjualan eceran di Provinsi Bali pada bulan November 2025 diprakirakan meningkat, tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali sebesar 121,7 atau secara tahunan tumbuh 3,8% (yoy) dan masih berada pada level optimis (>100). Secara bulanan, IPR Bali meningkat sebesar 1,1% (mtm), seiring dengan peningkatan penjualan pada kategori Barang Budaya dan Rekreasi yang meliputi mainan anak-anak. Kondisi ini didorong oleh banyaknya pedagang mainan eceran yang memanfaatkan momentum Hari Raya Galungan dan Kuningan dengan berjualan di sekitar pura.

Oleh karena itu, pedagang mainan grosir turut mengalami peningkatan permintaan. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan bulanan indeks penjualan riil kategori Barang Budaya dan Rekreasi yang mencatatkan peningkatan tertinggi dibandingkan kategori lainnya, yaitu sebesar 2,9% (mtm). Optimisme penjualan ini sejalan dengan tingkat inflasi tahunan di Provinsi Bali sebesar 2,51% (yoy), yang masih berada dalam rentang target inflasi tahun 2025 sebesar 2,5±1%. Survei Penjualan Eceran (SPE) Bali merupakan survei bulanan terhadap 100 penjual eceran di Kota Denpasar dan sekitarnya yang bertujuan memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi.

Berdasarkan komponen pembentuknya, selain kategori Barang Budaya dan Rekreasi, prakiraan pertumbuhan penjualan eceran di Bali pada November 2025 juga ditopang oleh lima subsektor pembentuk IPR, yaitu Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dengan peningkatan sebesar 2,6% (mtm); Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 2,3% (mtm); Sandang sebesar 1,0% (mtm); Barang Lainnya (farmasi, kosmetik, elpiji untuk rumah tangga, serta barang kimia untuk rumah tangga) sebesar 0,6% (mtm); serta Peralatan Informasi dan Komunikasi sebesar 0,4% (mtm). Kinerja IPR di Bali yang tetap terjaga positif menunjukkan tingkat konsumsi masyarakat masih berada dalam tren yang baik.

Prospek penjualan ritel di Bali diperkirakan tetap tumbuh positif ke depan. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP), yang menggambarkan optimisme pelaku usaha terhadap kinerja penjualan dalam jangka pendek hingga menengah, terus menunjukkan tren meningkat. Responden memperkirakan penjualan dalam 3 hingga 6 bulan mendatang tetap terjaga, tercermin dari IEP Januari 2026 yang mencapai 190 dan April 2026 sebesar 186, yang keduanya berada di zona optimis (IEP > 100).

Baca Juga :  Realisasi Pajak Daerah Denpasar Tembus Rp683 Miliar, Fokus pada Inovasi dan Pelayanan Terpadu

Meskipun dinamika ekonomi global masih membayangi, IEP mencerminkan perekonomian Bali yang diproyeksikan terus berkembang. Untuk menjaga pergerakan ekonomi domestik, Bank Indonesia menahan tingkat suku bunga pada November 2025. Selain itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Provinsi Bali aktif menggelar operasi pasar murah pada momentum Hari Raya Galungan dan Kuningan serta menjelang libur Natal dan akhir tahun 2025 untuk komoditas pangan strategis.

Bank Indonesia Provinsi Bali bersama TPID, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, terus bersinergi untuk menjaga stabilitas harga, melindungi daya beli masyarakat, serta memastikan perekonomian Bali tetap tumbuh secara berkelanjutan.