Rai Mantra: Kelestarian Lingkungan adalah Kunci Ekonomi dan Budaya Bali

(Dutabalinews.com), Lingkungan sangat penting bagi Bali. Selain menyelamatkan bumi, kelestarian lingkungan juga akan berdampak bagi keberlangsungan ekonomi dan budaya Bali.

“Oleh karena itu kita harus merawat bumi beserta isinya dengan baik. Sebab kalau alam rusak dan tercemar, maka sebagian besar kehidupan akan terganggu dan perekonomian juga tidak berjalan dengan baik. Ekonomi bisa tumbuh sangat dipengaruhi lingkungan,” ujar Anggota DPD RI perwakilan Bali Dr. I.B. Rai Dharmawijaya Mantra saat diminta komentarnya terkait pentingnya menjaga lingkungan, Senin (9/6/2025).

Rai Mantra mengajak semua pihak untuk merawat bumi untuk pemuliaan tanah, air, dan udara. “Kita tidak cukup hanya melakukan doa dan spritual, kalau membiarkan bumi rusak dan menjadi neraka bagi generasi mendatang,” pesannya.

Menurut Rai Mantra kalau lingkungan buruk, tercemar dan rusak maka ekonomi tidak akan berjalan bahkan lumpuh. Bukan itu saja, dampaknya juga akan mempengaruhi adat dan budaya.

Anggota DPD RI perwakilan Bali Dr. I.B. Rai Dharmawijaya Mantra

Bagi Bali lingkungan harus lestari menjadi kunci utama. Rai Mantra mencontohkan, agama Hindu Bali sering juga disebut agama Tirtha (tirtha-air suci). Bagaimana kalau lingkungan seperti sungai, danau yang menjadi sumber mata air tercemar dan air yang digunakan sebagai tirta untuk persembahan diambil dari sana.

Kawasan konservasi

Salah satu upaya untuk penyelamatan lingkungan adalah tetap terjaganya kawasan konservasi. Terjaganya kawasan konservasi akan menjamin kepentingan generasi di masa kini dan masa mendatang. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan akan terkendali dan dikelola dengan bijak. Lingkungan dan alam akan terhindar dari berbagai bencana yang ditimbulkan akibat rusaknya lingkungan dan sumber daya alam.

Apalagi Bali sangat kecil. Bali juga memiliki kawasan penambangan galian C seperti di Karangasem, Bangli dan beberapa tempat lainnya yang harus mendapat perhatian serius. Pembangunan di Bali memang perlu material galian C namun eksploitasinya jangan sampai merusak lingkungan. Karena itu pelestarian lingkungan menjadi harga mati.

Sawah Abadi

Selain lingkungan, pertanian masih menjadi salah satu andalan baik sisi ekonomi karena banyaknya tenaga kerja yang terlibat di sini juga dari sisi budaya. Pesatnya pembangunan saat ini menyebabkan banyak alih fungsi lahan. Ratusan hektar lahan tersedot keluar sektor pertanian.

Baca Juga :  PLN Gaet Generasi Muda di SMK Festival 2025: Dorong Gaya Hidup Digital dan Ramah Lingkungan

Kondisi ini kalau dibiarkan tanpa kendali, maka lahan pertanian akan semakin menyusut yang membawa dampak luas baik dari sisi lapangan usaha, lapangan kerja dan sudah tentu budaya yang menjadi kekuatan masyarakat Bali dan pariwisata. “Untuk penyelamatan lahan pertanian ini, salah satunya menjaga ‘sawah abadi’ dan kalau memungkinkan diperluas. Petani yang mau menjadikan lahannya menjadi ‘sawah abadi’ bila perlu diberikan subsidi,” tandas mantan Walikota Denpasar ini.

Menurut Rai Mantra ada beberapa hal yang penting menjadi perhatian untuk menyelamatkan lingkungan Bali ke depan, yakni:

Pemerintah perlu mengkaji nilai pemberlakuan PMA (Penanaman Modal Asing) agar SDA dan SDM lokal tidak kalah saing. Seperti untuk investasi asing tidak dipatok Rp10 miliar tapi Rp100 miliar. Sebab investasi yang terlalu murah tidak saja akan menjadi bisnis massal juga kurang berkualitas sebagaimana yang diharapkan.

Gubernur Bali agar menjadikan Dinas Pariwisata sebagai pusat ‘task force’ untuk mengatasi kompleksnya permasalahan pariwisata saat ini. (ist)