Jumlah Perusahaan Bali yang Go Public Terus Bertambah, BEI Denpasar Dorong Percepatan Persiapan Emiten Lokal

(Dutabalinews.com), Kepala BEI Kantor Perwakilan Denpasar I Gusti Agus Andiyasa mengatakan jumlah perusahaan di Bali yang go public terus bertambah. Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di berbagai sektor di antaranya minuman, ritel, kesehatan, farmasi dan olahraga.

“Sekarang ini sudah ada 8 perusahaan yang go public dan beberapa masih persiapan,” ujar Agus Andiyasa di sela-sela acara Capital Market Journalist, Workshop Media Gathering 2025 “Mewujudkan Ekonomi Mandiri, Berdaulat dan Maju Bersama” di Ubud Gianyar, 14-16 November 2025.

Media Gathering 2025 serangkaian HUT ke-48 Pasar Modal yang diikuti 58 wartawan berbagai media ini dihadiri Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK RI Inarno Djajadi, Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan
Lembaga Efek Otoritas Jasa Keuangan Eddy Manindo Harahap, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman, Direktur Utama Kliring Penjaminan Efek Indonesia Iding Pardi dan Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia Samsul Hidayat dan Direktur Kliring Penjaminan Efek Indonesia Antonius Herman Azwar yang memandu diskusi.

I Gusti Agus Andiyasa

Agus Andiyasa menambahkan beberapa perusahaan, termasuk yang bergerak di sektor kesehatan dan farmasi saat ini sedang tahap persiapan. “Belum banyaknya perusahaan lokal yang go public karena terkendala legalitas dan administrasi. Mereka masih perusahaan tertutup sehingga masih terkendala standar akuntansi, tata kelola dan legalitas. Ini yang perlu diperbaiki,” ungkapnya.

Adapun perusahaan yang sudah go public di antara Hatten Wine, PT Bali Towerindo Sentra Tbk. dan PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. Pihaknya terus melakukan berbagai upaya dan memberikan pendampingan untuk mendorong perusahaan-perusahaan lokal agar bisa masuk bursa saham atau go public.

Di sisi lain, BEI Denpasar terus memperluas literasi keuangan menyasar investor anak muda dengan menambah galeri investasi di kampus. Saat ini sudah puluhan galeri investasi di Bali dengan menggandeng perguruan tinggi hingga asosiasi lembaga jasa keuangan. Melalui galeri ini akan memudahkan mahasiswa dan generasi muda untuk berinvestasi saham.

Salah satu tujuan utama perusahaan go public selain menambah permodalan juga untuk memperbaiki sistem tata kelola perusahaan sehingga dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan dalam jangka panjang di tengah persaingan yang makin ketat.
Perusahaan juga menjadi makin dikenal publik. Pemerintah juga menawarkan insentif pajak tertentu bagi perusahaan yang telah go public.

Baca Juga :  OJK Bali Dorong Koordinasi Satgas PASTI untuk Berantas Keuangan Ilegal di Bali

Sementara itu Direktur Utama BEI Iman Rachman menjelaskan per 7 November 2025, total jumlah perusahaan tercatat saham telah mencapai 954 perusahaan. Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam partisipasi korporasi di pasar modal Indonesia. Dinamika ini memberikan gambaran positif bagi potensi perusahaan lokal di Bali untuk ikut serta dalam ekosistem investasi yang berkembang.

Rata-rata nilai transaksi saham harian di Indonesia mencapai Rp16,64 triliun, dengan nilai kapitalisasi pasar tertinggi mencapai Rp15.559 triliun pada 10 Oktober 2025.
Total investor saham, obligasi dan reksa dana per 7 November 2025 mencapai 19,3 juta investor, dengan 228 ribu investor aktif melakukan transaksi harian.

Ia menjelaskan terjadi pergeseran komposisi emiten berkapitalisasi pasar terbesar. Jika pada tahun 2020 sektor perbankan mendominasi, pada 2025 ini bergeser ke sektor energi dan teknologi. Ini mencerminkan tren ekonomi global dan nasional, serta membuka peluang bagi perusahaan di sektor-sektor baru untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK RI Inarno Djajadi dalam sambutannya
mengapresiasi support media atas capaian saat ini. Ia menjelaskan pasar modal mencatatkan kinerja luar biasa sepanjang tahun 2025, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencetak rekor all time high sebanyak 13 kali.
Ini rekor yang luar biasa.

Selain itu, kapitalisasi pasar Indonesia juga mengalami lonjakan, melampaui ekspektasi pemerintah. Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2027 menargetkan kapitalisasi pasar Indonesia terhadap PDB sebesar 68 persen pada 2029. Namun, pada November 2025, target tersebut sudah terlampaui dengan capaian 69,18 persen.

Sementara OJK menargetkan rasio kapitalisasi pasar terhadap PDB Indonesia mencapai 70 persen pada akhir 2027. Inarno optimistis 70 persen ini bisa tercapai pada akhir tahun 2025. “Sekarang sudah 69,18 persen, mudah-mudahan sebelum akhir tahun ini bisa 70 persen,” ujarnya.

Eddy Manindo Harahap mengatakan trend pertumbuhan pasar modal menggembirakan. Market tumbuh positif. “Per 7 November ini ada 19,3 juta SID. Ini tumbuh 30 persen dibanding tahun lalu. Dari 19,3 juta ini, 54 persen anak muda yang usianya di bawah 30 tahun. Ini potensi besar sebab mereka akan lebih mapan,” jelasnya. (ist)

Baca Juga :  Empat Kategori Program Siap Dilombakan Dalam AHM Best Student 2021