(Dutabalinews.com),Pengembangan Pelabuhan Benoa yang sempat menimbulkan permasalahan
berkepanjangan, akhirnya berhasil diselesaikan. Namun dari rencana awal pengembangan seluas 85 hektar, kini disepakati hanya 70 hektar.
“Pengembangan pelabuhan Benoa seluas 70 hektar itu meliputi wilayah dumping 1 seluas 25 hektar dan sisanya dumping 2 seluas 45 hektar,” ujar Gubernur Bali Wayan Koster dalam jumpa pers di rumah jabatan Jaya Sabha, Sabtu (2/11/2019) siang.
Hadir dalam jumpa pers tersebutDirektur Utama Pelindo III Doso Agung dan CEO Regional Bali Nusa Tenggara I Wayan Eka Saputra. Dijelaskan Koster untuk Dumping I yang luasnya 25 hektar, sebanyak 13 hektar akan digunakan untuk hutan kota dan zona perikanan seluas 12 hektar. “Sedangkan zona marina sudah tidak dilaksanakan,” jelas Koster.
Untuk wilayah Damping II yang luasnya 45 hektar, sebanyak 51 persennya akan digunakan untuk hutan kota. “Sisanya 49 persen untuk zona curah cair BBM, gas dan aftur untuk mendukung kegiatan-kegiatan pelabuhan,” tambahnya.
Dalam pengembangan Benoa ini, Pelindo III akan segera melanjutkan
pengerjaan berdasarkan desain yang baru, dan seluruhnya akan diselesaikan pada tahun 2023.
Setelah menerima masukan dan usulan banyak pihak, mulai dari Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, kelompok-kelompok masyarakat, konsep awal desain Dumping I dan Dumping II Pelabuhan Benoa kini berubah total.
Hal tersebut tertuang dalam rapat koordinasi antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi, Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kota Denpasar, dan Pelindo III di Denpasar, 2 November 2019. Dalam desain baru tersebut, sebagian besar lahan diperuntukkan bagi hutan kota.
Sedangkan sebagian lagi diperuntukkan bagi kawasan pengelolaan energi, industri perikanan, dan instalasi IPAL. “Kawasan hutan kota akan menjadi salah satu paru-paru Bali, sedangkan sebagian lagi diperuntukkan bagi terminal energi, yang menyuplai kebutuhan avtur untuk Bandara Ngurah Rai dan BBM di Pelabuhan
Benoa,” kata Direktur Utama Pelindo III Doso Agung.
Dirut Pelindo III Doso Agung
Pihaknya sangat berterima kasih kepada Gubernur Bali dan Walikota Denpasar bahwa permasalahan ini dapat dirampungkan dan memuaskan semua pihak. “Dengan kesepakatan ini, kita berhasil maju selangkah, dan siap merealisasikan potensi
ekonomi dan pariwisata yang sangat besar,” imbuhnya.
Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan, ini prosesnya panjang. Sampai empat kali perubahan hingga desain final. “Perubahan desain ini saya yang mengawal langsung, sehingga menampung kebutuhan dan aspirasi masyarakat Bali. Termasuk penyediaan lapangan khusus untuk upacara keagamaan seluas satu hektar,” ujar Koster.
Ia juga meminta kepada Pelindo III, area untuk upacara Melasti sudah dapat diselesaikan pada akhir Februari 2020, sehingga dapat digunakan sebagai
tempat upacara peringatan Nyepi tahun 2020 mendatang.
Deputi Bidang Infrastruktur Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Ridwan Djamaluddin
menyambut baik tuntasnya desain pengembangan Pelabuhan Benoa tersebut. “Apabila Pemerintah
sekarang mengembangkan 10 Bali Baru, Bali yang asli sekarang bergerak lebih cepat,” ujarnya.
Wayan Koster juga meminta Pelindo III berkoordinasi dengan para ahli lingkungan dan tanaman dari
Universitas Udayana dan ahli dari BMKG, selain dari IPB Bogor yang selama ini sudah berjalan, sehingga
hutan kota itu nantinya sesuai dengan ekosistem kawasan tersebut.
Dalam desain yang baru, Pelindo III membangun terminal di Dumping I dan Dumping II seluas kurang
lebih 70 hektar, di mana 51% lahan yang telah selesai direklamasi atau 13 hektar di Dumping I dan 23 hektar di Dumping II akan ditanami berbagai jenis pohon seperti cemara udang, jempiring, cemara laut, sawo kecik, kelapa gading, asoka, dan sebagainya.
Sementara sisa 49% lahan akan dimanfaatkan untuk
membangun dermaga perikanan, cold storage, fasilitas IPAL, dan sebagainya. Terselesaikannya perbedaan pandangan yang bermuara pada desain baru yang telah disepakati para pihak tersebut dipastikan akan meningkatkan perekonomian dan pariwisata Bali ke level yang lebih tinggi. (bas)