Yulius Jabat Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kerobokan
(Dutabalinews.com),Serah Terima Jabatan dan Pisah Kenal Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas II A Kerobokan dari Plt. Tonny Nainggolan kepada penggantinya Yulius Sahruzah berlangsung, Senin (20/1/2020) di Aula Arda Chandra Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kerobokan.
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Bali Sutrisno, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Bali, instansi terkait dan undangan lainnya.
Acara diawali dengan persembahan Tari Puspanjali yang merupakan kolaborasi antara Pegawai Negeri Sipil dengan Warga Binaan Pemasyarakatan pada Lapas Kelas II A Kerobokan. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara serah terima dan penyerahan memori jabatan dari Plt. Kalapas Kerobokan kepada Kalapas Kerobokan yang baru disaksikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Bali.
Selanjutnya dilakukan serah terima memori Dharma Wanita Lapas Kelas II A Kerobokan yang disaksikan Susi Sutrisno selaku Penasehat Dharma Wanita Pengayoman. Pada kesempatan tersebut Tonny Nainggolan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pimpinan Tinggi Pratama pada Kantor Wilayah KemenkumHAM Provinsi Bali yang selama ini telah membimbing selama bertugas serta kepada seluruh petugas di Lapas Kerobokan yang selama ini telah membantu.
Sementara Kepala Lapas Kerobokan Yulius menyampaikan kedatangannya ke Bali untuk melaksanakan amanah yang diberikan kepadanya dan ia mohon bimbingan serta arahan Kepala Kantor Wilayah dan Pimpinan Tinggi Pratama Kantor Wilayah KemenkumHAM Provinsi Bali.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Prov. Bali dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kalapas Kerobokan yang lama Tonny Nainggolan karena telah bekerja dengan baik selama bertugas di Bali. Kepada Kepala Lapas Kerobokan yang baru Yulius diharapkan tidak hanya dapat mengayomi tetapi juga menyinari Lapas Kerobokan ini seperti matahari yang terbit dari timur lalu tenggelam di barat dan bukan sebaliknya.
“Matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat ini merupakan filosofi dimana kita harus bekerja/menyelesaikan masalah mengikuti alur atau Standar Operasional Prosedur yang ada sehingga seluruh tugas dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Di samping itu diingatkan kepada seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis bahwa seluruh uraian tugas harus ditandatangani atau diketahui oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis yang bersangkutan. Karena hal tersebut telah diatur di dalam organisasi dan tata kerja. (bas)