Reses Dr. Mangku Pastika,M.M.: Terjunkan ‘Guru’ Relawan Bantu Pendidikan Anak di Rumah
(Dutabalinews.com), Kejenuhan serta kesulitan anak belajar di rumah saat pandemi Covid-19 ini tak harus berlarut-larut. “Pelajar senior atau mahasiswa bisa diterjunkan sebagai guru relawan untuk membantu anak-anak (SD dan SMP) belajar di rumah baik menyangkut akademik maupun sosial,” ujar Anggota DPD RI Perwakilan Bali (B.66) ujar Mangku Pastika saat kegiatan reses menyerap aspirasi via vidcon, Senin (21/12) di Denpasar.
Vidcon dengan tema “Peranan Masyarakat dalam Siaga Bencana” dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja menghadirkan narasumber Kepala BPPD Prov. Bali Made Rentin dan Ketua Forkom Perbekel se-Bali Gede Pawana.
Mangku Pastika mencontohkan di Papua, aparat yang bertugas di sana juga ikut membantu mengajar. “Aparat datang ke rumah-rumah warga bantu ngajar. Di Bali saya kira hal ini bisa juga dilakukan,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode, yang sebelumnya juga lama berdinas di berbagai daerah luar Bali ini.
Di sisi lain, Mangku Pastika mengaku salut apa yang dilakukan Ketua Forkom Perbekel se-Bali Gede Pawana yang melakukan terobosan dengan membuka pembelajaran tatap muka di sebuah desa di Karangasem agar siswa tak jenuh di rumah. “Tentu ini dengan pengawasan ketat dan penerapan protokol kesehatan,” jelasnya.
Menurut Pawana apa yang dilakukan karena banyak orangtua dan anak-anak ingin sekolah. Apalagi orangtua siswa harus kerja, sehingga tak mampu membimbing anaknya di rumah.
Terkait bencana Covid-19 yang banyak dibahas para narasumber, Mangku Pastika mengingatkan pentingnya penanganan orang yang sakit (suspect). Sebab di beberapa daerah tempat perawatan sampai penuh.
Apalagi ada informasi munculnya jenis baru Covid ini di Inggris yang lebih ganas sehingga menjadi tak mudah bagi pejabat untuk membuat kebijakan dalam penanganannya. Karena di satu sisi berhubungan dengan ekonomi namun di sisi lain menyangkut keselamatan.
“Untuk itu sosialisasi dan penjelasan yang lebih intens dari pihak yang berwenang sangat diperlukan agar segala informasi yang benar bisa diketahui masyarakat,” ujar Mangku Pastika.
Hal itu dinilai penting dalam upaya meminimalisir penyebaran wabah ini. Sebab biaya perawatan pasien sangat besar sehingga harus diketahui masyarakat. Apalagi kerap terjadi kluster baru pascaliburan.
Terkait ketersediaan ruang perawatan, menurut Rentin sejauh ini masih cukup. Dalam artian, ruang yang ada lebih banyak dibandingkan pasien yang dirawat. Hal ini dikarenakan pasien yang sembuh terus meningkat. “Rata-rata cadangan kamar perawatan masih tersedia sekitar 50 persen,” jelasnya. (bas)