Serangkaian HUT ke-68, Dwijendra Gelar Seminar Nasional “Pemberdayaan Perempuan dalam Pembangunan Nasional”
(Dutabalinews.com),Serangkaian merayakan HUT ke-68 tahun ini, Dwijendra University menggelar seminar yang mengangkat “Pemberdayaan perempuan dalam pembangunan nasional”.
“Dwijendra ingin ikut memberi masukan kepada pemerintah terkait peran perempuan. Apalagi isu perempuan lagi hangat belakangan ini,” jelas Rektor Dwijendra University Dr. Ir. I Gede Sedana, MSc., MMA saat tampil sebagai salah satu narasumber dalam seminar yang berlangsung melalui zoom di Kampus Dwijendra, Jumat (22/1).
Seminar menampilkan sejumlah tokoh perempuan di antaranya IGA Bintang Darmawati selaku Menteri PPPA, Dr. AA Ayu Ketut Agung,M.M. (Ketua TUK/LKP Agung) dan Dirut CV Jenget Prabhu Digital Solution Ni Wayan Parwati,SPd.,MPd.
Dr. Sedana mengatakan peran perempuan dalam pembangunan terus meningkat. Banyak yang sukses dalam karir dan bisnis selain sebagai ibu rumah tangga.
Namun diakui kekerasan terhadap perempuan termasuk anak kerap masih terjadi. Berbagai faktor menjadi penyebabnya. Untuk itu, melalui seminar ini diharapkan bisa memberi solusi bagi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Dikatakan Sedana pendidikan tinggi dan ekonomi mapan tak menjadi jaminan terciptanya keharmonisan dalam sebuah rumah tangga.
“Saya lihat justru kesetaraan dalam berbagi peran menjadi kunci bagi terciptanya kerukunan dalam rumah tangga. Kalau faktor ekonomi hanya sebagian saja dari masalah yang muncul,” ujarnya.
Master jebolan universitas di Filipina mengingatkan pula pentingnya akhlak, moral dan agama sebagai pijakan dalam membina kerukunan rumah tangga untuk mencegah timbulnya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Terkait peran perempuan saat ini, Dr. Sedana mengatakan terus meningkat. Banyak kaum perempuan yang sukses dalam karir dan membina rumah tangganya. Sedana bahkan mendorong kiprah perempuan lebih luas dalam politik meski tak harus terjun ke parpol.
Dr. Ketut Wirawan,S.H.
Sementara Ketua Yayasan Dwijendra Dr. Ketut Wirawan, S.H., M.Hum. mengatakan seminar digelar serangkaian menyambut HUT ke-68 Dwijendra. “Sebagai sekolah (Hindu) tertua di Bali, kami ingin partisipasi dalam pemberdayaan perempuan. Meski Bali menganut konsep patrilineal, namun perempuan tetap memiliki hak-hak yang harus dilindungi,” ujarnya.
Wirawan menambahkan selain seminar juga dilakukan bhakti sosial kunjungan ke panti asuhan. Karena pandemi di puncak HUT, perayaan akan dilakukan sederhana dengan potong tumpeng.
Ditanya langkah yang dilakukan Dwijendra ke depannya agar bisa lebih berperan dalam pembangunan, Wirawan mengatakan saat ini sejumlah terobosan tenga dirancang dalam upaya meningkatkan kualitas siswa/mahasiswa. “Salah satunya, tamatan Dwijendra harus bisa Bahasa Inggris. Kita ingin Dwijendra jadi sekolah nasional bermutu internasional,” ujar Wirawan. (sus)