Pendidikan & Olahraga

​Dr. Wirawan: Tingkatkan Kualitas, Sekolah Harus Penuhi SDM dan Fasilitas 

(Dutabalinews.com), Ketua Yayasan Dwijendra Denpasar Dr. I Ketut Wirawan, S.H.,M.Hum. mengatakan di tengah persaingan yang makin ketat, masalah SDM dan fasilitas belajar menjadi hal mendasar yang wajib dipenuhi agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik.

“Kalau SDM dan fasilitas sekolah terpenuhi, saya yakin kita bisa tingkatkan kualitas dan otomatis akan diminati (orangtua) siswa,” ungkap Dr. Wirawan saat ditemui di ruang kerjanya Jl. Kamboja No. 17, Denpasar, Jumat (15/7).

Wirawan menjelaskan memang persaingan tidak bisa dihindari. Tapi hal itu penting sebagai upaya kontrol sekaligus meningkatkan kualitas. Yayasan Dwijendra yang saat ini berusia 69 tahun senantiasa memperhatikan SDM-nya baik kualitas maupun kesejahteraannya serta kelengkapan fasilitas sekolah sehingga tetap menjadi pilihan (siswa).

“Kalau boleh saya katakan untuk SDM selalu diperhatikan dan ditingkatkan. Demikian pula fasilitas sekolah terus dilengkapi sehingga sejalan dengan kondisi kekinian,” tambah Wirawan yang juga dosen filsafat hukum ini.

Dengan upaya-upaya tersebut, ia yakin Dwijendra tetap menjadi pilihan. Hal ini terbukti setiap tahun ajaran baru, minat siswa mengikuti pendidikan di Dwijendra tetap tinggi. Bahkan diakui tidak sedikit siswa dari sekolah (negeri) pindah ke Dwijendra. “Tentu hal itu tidak terlepas dari prestasi dan sistem yang diterapkan dalam hal menjadikan siswa bukan saja pintar juga berkarakter,” tambah Wirawan.

Sebagai contoh, SMP Dwijendra Denpasar ditunjuk sebagai salah satu Sekolah Penggerak oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbudristek. SMP Dwijendra menjadi salah satu dari lima sekolah (termasuk negeri) yang terpilih melaksanakan Kurikulum Merdeka.

Dengan terpilihnya SMP Dwijendra sebagai pilot project Sekolah Penggerak maka secara tidak langsung akan mendongkrak kualitas pembelajaran di sekolah tersebut dan berimbas pada meningkatnya kepercayaan masyarakat.

Selain SDM dan fasilitas, agar proses belajar berjalan baik dan output bisa diterima ketika melanjutkan atau bekerja, pihaknya juga mengedepankan pendidikan karakter. Anak didik diajarkan mandiri dan yakin dengan kemampuan yang dimiliki. “Jadi para guru menekankan agar siswa tidak nyontek. Dengan demikian diketahui kondisi riil siswa. Kita yakin kalau ada siswa yang kurang semata karena malas, bukan  bodoh,” tegas Wirawan seraya mengingatkan  jangan malas, sombong dan minder.

Dr. Wirawan menambahkan, pentingnya kolaborasi, kerja sama dengan pemerintah dan swasta (pihak ketiga) baik di daerah maupun skala nasional dan luar negeri untuk kemajuan dan pengembangan sekolah/perguruan tinggi.

Ia berharap dengan kolaborasi itu sekolah bisa tetap jalan. Diingatkan, kehadiran sekolah itu juga melibatkan banyak tenaga kerja. “Jadi jangan ego. Swasta yang lebih dulu ada, jadi jangan seperti pepatah habis manis sepah dibuang. Kalo dulu negeri sedikit, yang banyak nampung siswa adalah swasta. Jadi jangan anggap swasta itu hanya mengejar keuntungan,” imbuhnya. (sus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *