Ekonomi & Bisnis

Kunjungi Perajin di Batuan, Dr. Mangku Pastika, M.M. Kagumi Patung Dewi Keadilan

Bahkan secara tersendiri Mangku Pastika menceritakan Patung Dewi Keadilan yang matanya tertutup itu melambangkan hukum tidak berpihak. Tidak memihak siapa pun pelakunya dia tetap kena sanksi ketika terbukti bersalah. Hukum itu sama alias tidak pandang bulu.

“Tapi dalam konteks sekarang perlu ada pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan ketika hukum itu diterapkan. Seperti kasus seorang nenek yang dituduh mencuri tiga buah kakao di sebuah perkebunan akhirnya dihukum,” ujar mantan Kapolda Bali.

 

Sebagaimana diketahui Patung Dewi Keadilan banyak dijumpai di sejumlah tempat bernuansa hukum, seperti pengadilan, kantor hukum, dan institusi pendidikan.

Di tempat Ketut Pugig yang terkenal dengan pembuatan ukiran nama, juga banyak terdapat patung termasuk patung Dewi Keadilan yang ditempatkan dalam ruang khusus.

Menurut Pugig, ia merintis usahanya di tahun 70-an. Saat itu ia ditawari membuat ukiran simbol Bali Beach dan Hotel Ambarukmo. Setelah itu pesanan mengalir dan berkembang sampai sekarang.

“Dari sini lahirnya ukiran papan nama. Hampir semua instansi kepolisian memesan ukiran papan nama dari kayu di sini. Hotel-hotel juga pesan di sini,” jelasnya.

Pugig mengaku menerima segala pesanan dengan berbagai motif ukiran. “Saya tak pernah nolak order. Semua bisa dikerjakan di sini. Order dari luar juga banyak seperti Jepang, Belanda dan Amerika,” tambahnya.

Dengan keahliannya serta didukung sejumlah tenaga andal, pesanan ukiran nama tak pernah surut. “Pesanan selalu ada meski saat pandemi covid,” ujar Pugig.

Mendengar penjelasan tersebut, Mangku Pastika mengaku salut dengan kreativitas dan kerja keras yang dilakukan Pugig. “Ini hebat, karyanya sangat bagus dan bisa menyerap banyak tenaga kerja,” ujarnya. (bas)

Berikan Komentar