Hadiri Diklat Sapta Bayu XVIII Pasemetonan Mahasiswa Hindu Dharma Unwar, Dr. Mangku Pastika: Hati-hati Jadi Singa
(Dutabalinews.com), Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mengapresiasi Diklat Sapta Bayu XVIII Pasemetonan Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Warmadewa yang mengangkat tema “Nayaka Praja Singha” -Pemimpin Muda bagaikan Singa.
“Tema jadi singa ini sangat bagus, tapi harus hati-hati jadi singa. Kalau jadi singa jangan mau makan rumput. Artinya jangan melacurkan diri demi sesuap nasi. Jadi ada konsekwensinya, bukan hanya sekadar slogan,” tegas Mangku Pastika saat menjadi narasumber pada acara Diklat Sapta Bayu XVIII, Minggu (15/10) di Kantor PHDI Bali.
Diklat yang diikuti 300 mahasiswa menghadirkan pula narasumber Ketua PHDI Bali Nyoman dan Ketua Yayasan Warmadewa Prof. Dr. AAG Oka Wisnumurti.
Mangku Pastika mengingatkan singa adalah raja rimba. Karena itu menjadi singa harus memiliki karakter jujur, tegas, berani dan bertanggung jawab. Ibaratnya, “Dari pada jadi kambing setahun lebih baik jadi macan sehari, lebih berharga”.
“Jadi kalau kita tidak punya disiplin apalagi dalam sebuah kelompok, maka akan jadi gerombolan yang tak ada harganya,” tegas mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Di awal pengantarnya, Mangku Pastika mengaku terkesan dengan kampus ini karena mengambil nama Warmadewa. Sri Kesari Warmadewa adalah pendiri Dinasti Warmadewa yang menguasai Bali sejak akhir abad ke-9. Warmadewa adalah yang membawa agama Hindu ke Nusantara.
Karena itu diharapkan mahasiswa menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh agar berguna, bisa seperti Warmadewa. “Laksanakan dan amalkan Sapta Bayu dan Pancasila dengan baik dan benar. Kita mewarisi Hindu yang luar biasa. Nilai-nilai dalam agama Hindu itu fleksibel, universal, ilmiah dan tidak dogma,” ujar Mangku Pastika yang juga Presiden Organisasi Hindu Internasional ‘World Hindu Parisad’.
Diingatkan pula pentingnya bisa bersatu, ‘menyama braya’. Pahami ajaran agama Hindu dengan baik dan benar. Jangan acuh tak acuh. Kalau sudah melaksanakan Hindu maka akan jadi humanis dan bisa bersatu.
Sapta Bayu merupakan tujuh tenaga atau daya hidup yang menjadi panduan dalam berbagai aspek kehidupan. Spirit Sapta Bayu ini digali dari spirit Raja Bali Sri Kesari Warmadewa.
Menurut Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali Prof. Dr. AA Gede Oka Wisnumurti saat membuka diklat, kegiatan ini sebagai upaya untuk mentransformasi spirit Sapta Bayu.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali I Nyoman Kenak,S.H. mengatakan mahasiswa merupakan calon-calon pemimpin masa depan. (bas)