Politik

Menuju Pemimpin Bali yang Berkualitas: Peran Mahasiswa dalam Pilkada Serentak 2024

(Dutabalinews.com), Peran generasi muda (mahasiswa) sangat strategis bagi masa depan bangsa. Karena itu mahasiswa diharapkan berpikir kritis dan turut berperan aktif dalam memilih pemimpin yang akan menentukan kemajuan daerah dan bangsa.

“Kita pada November 2024 ini akan memilih pemimpin Bali baik itu Gubernur, Bupati dan Walikota. Untuk itu mahasiswa harus turut serta dalam menentukan pemimpin yang terbaik agar bisa memajukan Bali,” ujar Anggota MPR RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat menjadi narasumber pada acara “Sosialisasi Empat Konsensus Berbangsa” di Kampus Universitas Warmadewa, Jumat (15/3).

Sosialisasi yang dipandu Drs. I Nyoman Wiratmaja, MSi. mengangkat tema “Pilkada Serentak 2024: Mencari Kepala Daerah yang Mampu Mengimplementasikan Empat Konsensus Bangsa” dibuka Wakil Rektor III Nyoman Sujana, menghadirkan pula narasumber pengamat ekonomi dan budaya Drs. I Gede Sudibya dan Dosen Fisipol Warmadewa Anstasia Nuvlina Nurak,SIP, MIP.

Ditegaskan, keberhasilan memilih pemimpin akan sangat mempengaruhi masa depan. Jadi mahasiswa harus ikut membantu mencari pemimpin yang tepat untuk Bali. “Sebab kalau sampai salah memilih maka bisa kacau dan melahirkan pemimpin yang ugal-ugalan karena tidak ngerti apa yang pantas dilakukan,” tegas Gubernur Bali 2008-2018 ini.

Diingatkan menjadi pemimpin itu bukan hanya ‘leader’ tapi juga harus mampu sebagai manajer. “Provinsi Bali tiap tahun memiliki anggaran Rp7 triliun dengan 12 ribuan ASN serta kekuasaannya yang luas. Ini kalau dikelola oleh pemimpin yang gak ngerti, maka pembangunan bisa kacau, tidak berjalan seperti yang diharapkan masyarakat,” tegas Mangku Pastika yang juga Anggota DPD RI dapil Bali ini.

Dalam pilkada mendatang diharapkan jangan sampai ada kotak kosong. Karena itu dari sekaranglah perlu dipikirkan siapa sosok yang tepat untuk menakhodai Bali. Bali memiliki banyak sosok yang memiliki kompetensi untuk itu.

“Bali sebagai destinasi wisata dunia dan banyak event besar berskala internasional digelar di sini, maka sudah tentu pemimpinnya mesti paham berbahasa Inggris,” tegas Mangku Pastika.

Di awal paparannya, Mangku Pastika mengurai arti penting sila-sila dari Pancasila bagi tetap terpeliharanya bangsa ini serta kehidupan berdemokrasi. “Kuncinya Indonesia harus bersatu dan dijaga dengan baik. Kalau tidak bangsa ini bisa cerai berai,” pesannya di hadapan ratusan mahasiswa yang hadir.

Sementara itu pengamat Drs. I Gede Sudibya menjelaskan bahwa pada prinsipnya kepemimpinan itu adalah keberlanjutan hal-hal yang baik. Ia mengutarakan masalah penting Bali adalah kesehatan, pendidikan dan kebersihan. “Siapa yang punya komitmen dan bisa melakukan ini maka dia akan dipilih rakyat,” jelasnya.

Dosen Fisipol Anstasia Nuvlina Nurak, SIP, MIP dalam paparannya menegaskan masih tingginya tingkat kekerasan terhadap perempuan di dunia politik. Padahal potensi perempuan sangat tinggi. “Jumlah pemilih perempuan lebih besar dari laki-laki,” ungkapnya.

Terkait Empat Pilar Kebangsaan, menurutnya cukup efektif dilakukan di lingkungan keluarga. “Dari keluarga (ibu) bisa menjadi aktor utama pengenalan konsensus bangsa,” ujarnya.

Rektor Warmadewa yang diwakili WR III Nyoman Sujana dalam sambutannya mengatakan Bali memerlukan sosok pemimpin yang bisa menjalankan ‘Asta Brata’ dan mampu menjaga 4 Konsensus Berbangsa yakni UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila. “Apa yang dilakukan Mangku Pastika saat menjadi Gubernur patut jadi teladan untuk memilih sosok pemimpin Bali ke depan,” pesannya. (bas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *