Politik

Doctor & Magister Club: Melahirkan Pemimpin Bali yang Pro Rakyat dan Berpikir Kritis

(Dutabalinews.com), Pendidikan itu seharusnya bukan urusan titel tapi bagaimana mendidik dan melatih agar mampu menghasilkan orang-orang pintar dan berpikir kritis.

“Jadi pendidikan harus bisa menghasilkan orang-orang pintar dan kritis bukan kutipan. Coba lihat, pada skripsi banyak kutipannya tapi mana pikiran kita,” ujar Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat menghadiri Launching Doctor & Magister Club (DMC) dengan tema “Penemuan Pemimpin dengan Kebijakan Pro Rakyat”, Sabtu (8/6) bertempat di Warung Semata Kata Jln. Pralina No. 21 Sumerta Kaja, Denpasar.

Pada launching yang dipandu Tim Ahli Nyoman Wiratmaja didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara banyak mengemuka soal kepemimpinan saat ini yang dianggap kurang peka serta harapan pemimpin ke depan bisa membawa alam dan masyarakat Bali lebih baik dan maju. Juga muncul kekhawatiran lahirnya calon tunggal menghadapi kotak kosong dalam pilkada.

“Seperti Patung Catur Muka, mukanya empat, wajahnya besar, matanya lebar dan mulutnya besar. Tapi telinganya tidak kelihatan. Jadi pemimpin ke depan mesti punya telinga untuk mendengar suara rakyat dan melaksanakannya sesuai janji-janjinya,” ujar salah seorang peserta, Gusti Kompyang.

Mangku Pastika mengatakan saat ini banyak ahli bergelar doktor dan profesor. Mestinya ini bisa membuat Bali lebih bagus, sejahtera dan maju. “Jadi saya ingin ada pikiran-pikiran kritis dan cerdas dari akademisi agar kita semakin maju,” tambah mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Terkait memilih pemimpin Bali dikatakan sebenarnya tidak terlalu sulit sebab banyak ada tokoh yang kompeten. Demikian pula untuk menjadi pemimpin pro rakyat tidak terlalu sulit. Ini hal yang sederhana sesungguhnya. Tinggal jalankan apa yang menjadi harapan dan dimaui rakyat.

“Kita jadi terbatas karena calon pemimpin lahir melalui parpol, bahkan karena itu mungkin bisa ada kotak kosong. Namun tetap ada cara yakni tidak diam dan perlu keberanian. Jadi hadirnya DMC ini bisa menjadi jembatan untuk itu,” ujar Mangku Pastika.

Diingatkan pula agar jangan sampai salah dalam memilih pemimpin. Sebab pemimpin menentukan kebijakan publik. Ciri pemerintahan yang demokratis setidaknya ada tiga yakni transparan, akuntabel dan partisipasi publik.

Berbagai masukan disampaikan puluhan peserta yang hadir. Ke depan diharapkan Bali melahirkan pemimpin yang bisa merangkul seluruh lapisan masyarakat dan pro dengan pendidikan agar bisa mencetak SDM yang memiliki daya saing untuk memajukan Bali.

Pemimpin juga harus berpihak rakyat kecil dan menjadi milik bersama bukan kelompok (partai). “Sekarang pejabat datang ke desa disambut warga dengan atribut partai. Ke depan desa adat jangan dimasuki parpol,” ujar peserta.

DMC lahir sebagaimana disampaikan ketuanya Ir. I N. Mahardika, M.Kom. bertujuan untuk menjembatani kalangan yang ingin meningkatkan jenjang pendidikannya ke tingkat lebih tinggi. (bas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *