Dr. Mangku Pastika: Pertanian di Perkotaan Masih Menjanjikan
(Dutabalinews.com), Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mengaku salut masih banyak generasi muda yang tekun mengolah lahan pertanian.
“Implementasi ini sebagai bentuk terima kasih kepada ibu pertiwi. Kita salah kalau diberikan lahan tidak dimanfaatkan untuk kebaikan. Kalau sampai kita sia-siakan itu dosa,” ujar Mangku Pastika saat menyerap aspirasi di Kebun Kalpataru Jalan Sedap Malam Sanur Denpasar, Jumat (2/8).
Dalam kunjungan tersebut Mangku Pastika didampingi Tim Ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja. Di kebun yang cukup luas ini, Mangku Pastika sempat melihat berbagai tanaman ekonomis seperti cabe, terong, kangkung, bayam, juga ada pohon durian dan alpukat yang tumbuh subur.
“Di Kalpataru ini juga ada Kelompok Wanita Tani (KWT) yang membantu memproduksi beberapa macam jamu,” jelas pengelola Kebun Kalpataru Eka Mardika didampingi rekannya Wayan Gede Aryawan. Hadir pula pada acara tersebut pelaku Urban Farming Sri Sutari dan petani setempat.
Eka Mardika menceritakan awalnya ia terjun di landscape dengan pengembangan tanaman hias. Kemudian karena ada lahan kosong lalu diolah jadi kebun. Di lahan itu juga dipelihara beberapa ekor sapi. Ia optimis kalau tanaman dirawat dengan baik hasilnya akan bagus.
Rekannya Aryawan menambahkan dengan pengalamannya cukup lama sebagai
bartender di hotel bintang lima, kini ia bisa melibatkan beberapa ibu-ibu anggota KWT memproduksi beberapa jenis jamu yang dipasok ke beberapa hotel. Ada empat jenis jamu dari bahan empon-empon seperti jahe, kunyit dan kayu manis yang diolah menjadi jamu.
Mangku Pastika mengatakan meski lahan sempit kalau dikelola dengan baik diyakini bisa memberi penghasilan. Di alam Bali ini segala tumbuhan termasuk tanaman obat seperti pinahong bisa tumbuh subur. Karena itu potensi ini harus bisa dikembangkan.
“Walau sempit kalau bisa dimanfaatkan untuk kehidupan kita itulah bakti dan terima kasih kita kepada ibu pertiwi. Saya gembira sekali melihat apa yang dilakukan. Apalagi ada memelihara sapi yang kotorannya bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan lahan,” tambah Gubernur Bali 2008-2018 yang di era kepemimpinannya sempat melahirkan program Simantri untuk membantu petani.
Diakui memang saat ini tantangan di pertanian cukup kompleks. Tapi diyakni di tiap tantangan akan ada ‘courage’, ‘journey’ dan victory.
Petani setempat mengutarakan anjuran untuk bertani dari instansi terkait cukup bagus. Namun masalahnya ketika panen, petani seperti dilepas. “Kemana akan dijual dan siapa yang beli,” ujar petani. Bahkan mereka kini kesulitan ketika panen padi, karena sulit melakukan penggilingan.
Sri Sutari pelaku urban farming yang juga dosen ini mengatakan tantangan bertani di perkotaan karena lahan. Banyak yang memilih menjual lahan karena harga tinggi dan membangun properti karena hasilnya lebih menjanjikan. “Kita yang masih bertahan dengan pertanian terjepit di tengah bisnis properti,” jelasnya.
Meski dengan lahan terbatas, Sutari mengaku masih bisa bertahan. “Kita riset produk apa yang dibutuhkan sehingga bisa memenuhi pasar,” ungkapnya.
Mangku Pastika mengatakan penting kepedulian terhadap sektor pertanian. Selain menyediakan pangan, pertanian juga membantu konservasi alam agar tetap hijau dan memberi kehidupan.
“Jangan hanya berorientasi mengejar PAD, tapi lingkungan harus dilindungi,” pesannya. (bas)