Politik

Serangan di Media Sosial Terhadap Wayan Koster Dinilai Naif, Ketua DPW PBB Bali Buka Suara

(Dutabalinews.com), Ketua DPW PBB Provinsi Bali, Muhammad Sholahuddin Jamil mengatakan serangan udara atau media sosial terhadap Wayan Koster terlalu naif. Terbaru beredar postingan di media sosial dengan narasi 10 Dosa Wayan Koster.

Beberapa yang dipersoalkan adalah tentang imbauan Wayan Koster selama Covid19 dan Hari Arak Bali. Menurut Sholah hal itu terlalu naif yang harus ditanggapi dengan santai dan dengan argumentasi berbasis fakta.

Dia bilang Bali menjadi Provinsi yang paling merosot ekonominya saat Covid19. Berkat imbauan yang dikeluarkan Wayan Koster agar masyarakat tertib, hasilnya Bali pula menjadi Provinsi pertama yang membuka lockdown.

Sholah merasa aneh jika kebijakan atau imbauan untuk ketertiban masyarakat Bali pada saat covid19 yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa manusia dipersoalkan untuk kepentingan politik saat ini.

“Saya pikir keberhasilan Pak Koster justru harus dinilai saat Covid-19. Setelah dirasa masyarakat Bali sudah tertib, beliau berani pasang badan untuk buka lockdown dan akhirnya Bali menjadi Provinsi pertama yang ekonominya pulih Kembali. Kita harus fair melihat itu,” ujar Sholah.

Begitupun soal Arak Bali, politisi muda itu menjelaskan langkah yang diambil Wayan Koster sangat tepat untuk mengembalikan kejayaan arak Bali, yang merupakan sebuah minuman tradisional yang sejak lama menjadi bagian penting dalam budaya Bali.

Namun selama ini tidak pernah terpikirkan untuk dikembangkan sebagai sumber ekonomi rakyat.

Wayan Koster mengeluarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali, yang menandai awal dari perubahan besar dalam pengelolaan arak Bali hingga mengangkat dan menaikkan harkat arak Bali menjadi produk yang tidak hanya dihargai secara budaya. Tetapi juga sebagai komoditas ekonomi yang bisa mendongkrak kesejahteraan rakyat Bali.

Untuk mendukung itu, Wayan Koster mengeluarkan Surat Edaran Nomor 5774 Tahun 2019 yang mewajibkan pihak hotel, restoran, dan pasar modern di daerah untuk mengutamakan pemanfaatan produk hasil industri local, termasuk Arak Bali di dalamnya.

“Yang sebutkan soal imbauan dan Arak Bali itu Dosa Wayan Koster itu hanya omon-omon kampanye politik. Terlalu naif mengesampingkan berbagai fakta pencapaian Pak Koster sebagai Gubernur Bali,” tegas dia.

Berikan Komentar