Mangku Pastika: Beda Pilihan Bali Jangan Terpecah Belah, Harus Tetap Damai dan Harmoni
(Dutabalinews.com), Tokoh Bali Komjen Pol. (Purn) Dr. Made Mangku Pastika, M.M. mengatakan dalam Pilkada pasti ada perbedaan pilihan, tapi jangan sampai membuat masyarakat terpecah.
“Bali harus damai dan harmoni mengingat Bali diakui hingga terkenal di seluruh dunia sebagai Island of Peace and Democrazy atau Pulau Perdamaian,” ujar Mangku Pastika yang juga Gubernur Bali dua periode (2008-2018) saat bertemu dengan para Tokoh Agama serta Gus Miftah di Rumah Pemenangan Mulia-PAS di Renon, Denpasar, Minggu (17/11).
“Dengan adanya harmoni, maka ada perdamaian dan disitulah ada kebahagiaan. Jadi, itu yang diselenggarakan hari ini,” kata Mangku Pastika kepada awak media. Sebagaimana diketahui malam itu bertempat di Bajra Sandhi para Tokoh Agama menyelenggarakan pertemuan yang disebut ‘Harmoni Bali untuk Negeri’.
Ada sejumlah tokoh yang hadir dalam kegiatan Harmoni Bali ini di antaranya Gus Miftah, Made Mangku Pastika, Yoseph Yusdi Diaz, Ida Rsi Agung Wayahan Suta Dharma Jaya Giri, Pendeta Mangku Adi dan Romo Astika, serta Romo Joseph.
Harmoni itu terdiri dari banyak unsur yang berbeda-beda, tetapi mereka dengan sadar mengurangi egonya masing-masing hingga bersatu dengan menjalin satu untaian yang sedemikian rupa bermuara pada kehidupan bersama.
Menurut Mangku Pastika dalam situasi saat ini menuju perhelatan Pilkada yang tentunya terdapat perbedaan pendapat, namun diharapkan semangatnya tetap satu yaitu Menyama Braya, bahwa semua orang adalah bersaudara.
“Beda pilihan jangan membuat hal itu pecah sehingga Bali tetap harmoni dan damai, karena hal itulah sebagai sumbangan Bali buat dunia atau Peace from Bali for The World,” ungkapnya.
“Mungkin itu berbeda agama, berbeda suku, bahkan berbeda pilihan, tapi sadarilah, bahwa semua itu buat Bali kita yang tercinta, karena kontribusi Bali itu untuk Indonesia dan dunia. Itulah hal yang paling penting, yang kita tunjukkan dari pulau Bali yang kita cintai ini,” tambahnya.
Sementara itu, Calon Gubernur (Cagub) Bali Made Muliawan Arya, S.E.,M.H., atau De Gadjah menekankan pentingnya membangun dan menjaga toleransi yang sudah ada di Bali dengan membalut perbedaan menjadi suatu kesatuan.
Mengingat, Bali bisa sebagai contoh bagi daerah-daerah lainnya, bahwa toleransi umat beragamanya sangat luar biasa. “Kehadiran para tokoh agama ini mencerminkan sebuah toleransi yang sangat bagus di Bali,” tegas De Gadjah.
Hal senada diungkapkan Gus Miftah yang menyatakan, kekayaan budaya Indonesia sangat luar biasa. Mengingat, Indonesia itu terdiri dari 17 ribu pulau. “Dan Bali menjadi pulau yang paling viral hingga dunia internasional,” ungkapnya.
Selain itu, Indonesia juga terdiri dari 1.728 adat istiadat, 730 bahasa dan 126 aliran kepercayaan serta 6 agama.
Dengan begitu kompleksnya masalah bangsa ini, tapi Indonesia sangat luar biasa bisa bersatu di bawah satu negara namanya Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.
“Bali itu terkenal hingga dunia internasional, sampai beli apa saja buat orang Bali. Saya kemarin beli tasbih di Mekkah ternyata yang buat orang Bali, Made in Cina. Saya juga hadir dalam kapasitas saya sebagai sahabatnya De Gadjah. Kebetulan nama kita sama-sama berakhiran Ah, Miftah dan Gadjah. Jadi, kita bersama itu lumrah, karena sama-sama Ah,” kata Gus Miftah.
Lebih jauh disebutkan, bahwa Jazirah Arab itu berdiri di atas 32 negara, yang dipersatukan oleh bangsa dan satu bahasa Arab, tapi mereka tidak pernah bersatu.
“Sementara Indonesia terdiri dari ribuan bahasa bisa bersatu dan berdiri di atas satu negara, yaitu Indonesia. Ini menarik, makanya kemudian banyak orang punya kepentingan dengan Indonesia,” pungkasnya. (ist)