AP3MI Bali Bertemu Rai Mantra, Bahas Kendala dan Peluang Penempatan PMI
(Dutabalinews.com), Jajaran AP3MI (Asosiasi Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia)
bertemu dengan Anggota DPD RI dapil Bali I.B. Rai Dharmawijaya Mantra, Kamis (12/12) di Renon Denpasar. Dalam pertemuan tersebut pihak AP3PMI menyampaikan peluang dan masalah yang dihadapi asosiasi.
“Kami menghadapi kendala terkait aturan berkaitan dengan proses penempatan PMI antara lembaga satu dengan lembaga lainnya yang kerap tumpang tindih,” ujar Kadek Budhi Suardana dan rekannya I.B. Mahendra Putra dalam pertemuan tersebut.
Menurut Mahendra, hambatan birokrasi salah satunya disebabkan karena masih adanya ego sektoral antarlembaga. Dengan kondisi tersebut menyebabkan para user lebih memilih negara-negara lain seperti Vietnam, Filipina dan India yang memiliki aturan dan birokrasi yang lebih jelas dan cepat.
“Kalau hal ini dibiarkan berlarut-larut maka pengiriman tenaga migran dari Bali akan makin sedikit. Kita bisa kalah dari Philipina, India dan Vietnam. Bahkan kondisi ini bisa memunculkan pekerja ilegal,” tambah Mahendra.
Sebelumnya, ratusan calon PMI batal berangkat karena ada peralihan sistem dari SISNAKER ke SISKOP2MI. Harapannya permasalahan ini dapat menjadi agenda nasional yang menjadi perhatian bersama, karena ini menyangkut ketersediaan lapangan pekerjaan dan bonus demografi 2030.
Padahal secara kompetensi baik itu di Land Base dan Sea Base, SDM Bali memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dibandingkan daerah lain, bahkan negara lainnya, terutama menyangkut service dan attitude. PMI Bali saat ini ada yang bekerja di kapal pesiar, hotel, spa, dll.
Devisa dari PMI ini mencapai Rp227 triliun per tahun dan Bali menyumbang sekitar Rp3,5 triliun. Untuk itu P3MI berharap kendala yang dihadapi bisa segera dicarikan jalan keluarnya. “Kami berharap Pak Rai Mantra bisa menjembatani ke Pusat untuk mencarikan solusi,” harap Mahendra.
Ditegaskan, jika tidak ada perbaikan segera dalam tata kelola penempatan PMI, maka hal ini akan berdampak terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan yang menjadi bagian dari perhitungan devisa negara.
Selain itu, AP3MI juga mempertanyakan proses perpindahan bilyet senilai Rp1,5M dari Kementerian Ketengakerjaan ke BP2MI. AP3MI khawatir karena prosesnya yang kompleks akan berdampak terhadap pemberangkatan calon PMI.
Atas masukan dari AP3MI ini, Rai Mantra memberi solusi di antaranya akan berupaya mempertemukan asosiasi dengan kementerian. Mengingat tingkat persaingan yang makin tinggi, diharapkan pula agar terus diupayakan meningkatkan kompetensi, keunggulan komparatif SDM.
“Intinya harus ada nilai tambah yang tinggi sehingga bisa membuat tenaga kerja lokal makin tertarik. Kalau pariwisata budaya, maka tenaga yang di pariwisata itu sekaligus akan berperan sebagai pelestari budaya Bali,” jelas mantan Walikota Denpasar dua periode ini. (bas)