Rai Mantra: Sekolah Widyalaya bisa Dijadikan ‘Role Model”
(Dutabalinews.com), Sekolah widyalaya ke depannya bisa jadi “role model” pendidikan yang berbasis Hindu di Bali. Keberadaannya sangat penting dalam menghadapi potensi terjadinya dekadensi moral di tengah arus globalisasi.
Saat ini sekolah Widyalaya masih sedikit dan hanya ada di beberapa daerah. “Melalui sekolah Widyalaya ini bisa menghasilkan SDM yang berkualitas dan menjaga agama dan budaya,” ujar Anggota DPD RI perwakilan Bali I.B. Rai Dharmawijaya Mantra, Sabtu (8/3/2025) di Sekretariat DPD RI Renon Denpasar.
Menurutnya, di sekolah Widyalaya, siswa selain mendapatkan pelajaran sesuai kurikulum nasional juga ada pendidikan akhlak. “Nilai plus dari sekolah widyalaya ini karena memiliki empat tujuan yaitu Sidhi atau kecerdasan, Sidha (keterampilan), Sudha (kejujuran), dan Sadhu (kebijaksanaan),” jelas Rai Mantra yang duduk di Komite III DPD RI ini.
“Kebetulan saya di Komite 3, jadi ada hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan kebudayaan. Ada satu hal untuk menyatu antara pendidikan yang berbasis agama dan kebudayaan yang memang itu ada di dalam program Dirjen Bimas Hindu,” tambah mantan Walikota Denpasar ini.
Rai Mantra menjelaskan pada waktu rapat kerja dengan Menteri Agama juga diusulkan beberapa hal termasuk tentang sertifikasi guru. “Kalau sebelumnya kita hanya dapat 300 untuk sertifikasi, sekarang 500 sampai 700 di tahun 2025 ini. Dan kita fokus pada Madyama Widyalaya. Nah kemarin kita sudah sosialisasi di UNHI dan yang menjadi narasumber iPak Dirjen Bimas Hindu Prof. Duija,” jelas Rai Mantra.
Sekolah Widyalaya ini ada empat tingkatan yaitu pratama (TK), adiwidya (SD), SMP (madyama) dan SMA (utama). Menurut Rai Mantra, pendidikan agama terpenting dimulai dari TK dan SD. Apalagi TK sudah ada di banjar-banjar. Jadi ini sangat strategis untuk sosialisasi widyalaya ini.
Saat ini sekolah widyalaya di Indonesia baru menampung 3.698 siswa aktif di 120 satuan pendidikan mulai dari TK hingga SMA/SMK.
Melihat kondisi tersebut, Rai Mantra mengajak sekolah lainnya seperti swasta mendaftar menjadi sekolah widyalaya mengingat kurikulumnya tak jauh beda bahkan ada plusnya yakni agama dan budaya.
Paran dan dukungan pemerintah baik itu provinsi, kabupaten dan kota sangat diharapkan dalam menyebarluaskan sekolah widyalaya ini. “Jadi sangat perlu goodwill dari pemerintah setempat untuk pengembangan dan kemajuan sekolah Widyalaya ini,” pungkasnya.
Sebelumnya Dirjen Bimas Hindu Prof. Duija dalam FGD di UNHI yang dihadiri ratusan tokoh, pendidik dan dinas terkait menegaskan pentingnya sekolah Widyalaya disosialisasikan secara luas.
Pendidikan Widyalaya ini sebagai satuan pendidikan masa depan karena selaras dengan apa yang dicanangkan Presiden Prabowo dalam Asta Cita untuk mempersiapkan generasi emas di 2045. Jadi sangat relevan ketika bicara tentang pembangunan karakter bangsa. “Kalau kita bicara yadnya, maka yadnya yang tertinggi adalah pendidikan,” tambahnya.
Mengingat strategisnya sekolah Widyalaya ini, Dirjen Duija bahkan minta aparatnya di bawah aktif turun ke lapangan. “Jangan hanya di kantor saja,” pintanya kepada jajaran di Kantor Agama,” ujarnya. (ist)