Dialog Kebijakan #2 BASAbali Wiki: Rumuskan Tata Krama Berwisata untuk Bali Berkelanjutan
(Dutabalinews.com), Setelah sukses menggelar Dialog Kebijakan #1 Wikithon Partisipasi Publik-Wisya Wisata pada 15 April 2025, BASAbali Wiki kembali menggelar kegiatan Dialog Kebijakan #2, Wikithon Partisipasi Publik-Wisya Wisata yang diselenggarakan di Balai Bahasa Provinsi Bali, (07/5). BASAbali Wiki merupakan sebuah organisasi yang bertujuan memperkuat peran pemuda untuk menyikapi isu publik bersama pemerintah melalui platform digital berbahasa Bali. Pada Dialog Kebijakan #1 sebelumnya telah dihasilkan rekomendasi kebijakan berupa gagasan untuk mengimplementasikan Tata Krama Berwisata di Bali yang selanjutnya akan disusun dan dikembangkan pada Dialog Kebijakan #2.
Kegiatan ini bertujuan untuk merumuskan dan menyepakati Tata Krama Berwisata di Bali sebagai panduan etis yang kontekstual dan relevan bagi wilayah Ubud, Canggu, dan Sanur, dengan melibatkan pemuda serta berbagai pemangku kepentingan. Tata krama ini disusun untuk mencerminkan karakteristik sosial dan budaya lokal, serta menjawab dinamika pariwisata di masing-masing daerah. Selain mendorong kolaborasi lintas sektor dalam penyempurnaan dan strategi implementasinya, kegiatan ini juga bertujuan memastikan panduan tersebut dapat digunakan oleh pelaku usaha dan pemandu wisata sebagai alat edukasi bagi wisatawan, sehingga terbangun interaksi yang saling menghormati, menjaga keluhuran budaya Bali, dan mendukung pariwisata berkelanjutan.
Dalam Dialog Kebijakan #2 BASAbali Wiki mengundang 77 peserta. Peserta yang hadir pada kegiatan ini yakni Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Balai Bahasa Provinsi Bali, Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Bali, Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali, Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Gianyar, Akademisi Poltekpar Bali, perwakilan Lurah Ubud, perwakilan Lurah Sanur, perwakilan Camat Ubud, Patajuh Bendesa Adat Sanur, Kepala Desa Sanur Kaja, Kepala Desa Kenderan, Forkom Desa Wisata, Pokdarwis Desa Kenderan, Duta Bahasa Provinsi Bali, Nusa Bali, Pemenang Wikithon Partisipasi Publik-Wisya Wisata, UKM Jurnalistik UPMI Bali, Yowana Abhinaya BASAbali Wiki, dan guru pendamping pemenang Wikithon Wisya Wisata.
Ketua Dewan Pembina Yayasan BASAbali Wiki, Drs. I Gde Nala Antara, M.Hum., mengajak seluruh stakeholder terkait, termasuk pemuda, pemerintah, akademisi, komunitas, praktisi, dan media, untuk secara aktif berkontribusi dan menyukseskan Dialog Kebijakan ini dan turut serta dalam implementasi secara nyata untuk mendukung keberlanjutan pariwisata Bali. Tjok Raka Kerthyasa atau yang akrab disapa Cok Ibah, hadir menjadi narasumber kunci pada Dialog Kebijakan #2 Wikithon Wisya Wisata dengan membawakan materi yang bertajuk “Penyadaran Moralitas Pariwisata melalui Tri Hita Karana”. Cok Ibah menekankan bahwa, tata krama berwisata merupakan elemen krusial dalam mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan. Ia menyampaikan bahwa pariwisata tidak hanya soal destinasi, tetapi juga membutuhkan etika agar dampak negatif dapat ditekan dan nilai-nilai lokal tetap terjaga.
Juara 2 Wikithon Partisipasi Publik-Wisya Wisata Kategori Pendapat Singkat Berbahasa Bali, Marsyayunda5 dari SMAN 1 Bebandem diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan dan perspektifnya mengenai pariwisata di Bali. Ia mengatakan bahwa, pentingnya penanganan serius terhadap perilaku wisatawan yang tidak menghormati budaya lokal, karena hal ini mengancam jati diri dan daya tarik Bali. Ia percaya pemuda dapat berperan aktif dalam mengedukasi wisatawan melalui cara kreatif dan sesuai dengan zaman, serta ia siap terlibat dalam penyusunan dan sosialisasi tata krama berwisata demi menjaga budaya Bali dan mendukung pariwisata yang berkelanjutan.
Pada Dialog Kebijakan ini seluruh peserta telah berdiskusi khususnya tentang rencana implementasi yang akan dilaksanakan lengkap dengan waktu dan tempat pelaksanaan, menentukan implementor, mekanisme monitoring, waktu pelaksanaan monitoring, dan tujuan yang ingin dicapai terkait tata krama berwisata di Bali. Tata krama hasil dari Dialog Kebijakan ini akan menjadi bagian utama dalam policy brief (risalah kebijakan) yang disusun untuk memberikan arah kebijakan dan panduan penerapan bagi wilayah-wilayah dengan karakteristik pariwisata yang beragam. Dokumen ini disusun agar dapat diadaptasi dan dikembangkan lebih lanjut oleh desa-desa wisata atau kawasan pariwisata lain di Bali, sehingga relevan dengan konteks lokal masing-masing. Policy brief yang dihasilkan juga diharapkan menjadi rujukan bagi pemerintah, pelaku usaha, tour guide, dan masyarakat dalam mendorong praktik pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.