Pianis Muda Amenangi Siap Tampil dalam Konser Solo di Sheraton Ballroom Kuta
(Dutabalinews.com), Amenangi Sadali Nitisara Wawo Runtu, pianis muda berbakat asal Bali siap tampil dalam konser solo bertajuk “Let’s Swing” di Sheraton Ballroom, Kuta Bali, pada tanggal 24 Agustus 2025. Berbagai persiapan telah dilakukan Amenangi, kelahiran 2013 yang kini sebagai siswa SMP Cendekia Harapan, Jimbaran untuk tampil dalam konser yang menghadirkan musik klasik dalam suasana yang lebih segar, ringan, dan penuh semangat muda, menjembatani penikmat klasik senior dengan generasi baru. Ia akan tampil bersama Amabile Chamber Orchestra, membawakan repertoar megah karya Bach, Beethoven, Rameau, Brahms, dan komposer klasik lainnya.
“Saya mengenal piano sejak usia 4,5 tahun. Dan secara formal belajar piano di usia enam tahun di bawah bimbingan Justina Tjandra dari Amabile Music Studio,” ujar Amenangi dalam konferensi pers, Senin (4/8/2025) di Tandjung Sari Hotel Sanur seraya mengatakan dia setiap harinya berlatih hingga 4 jam. Jumpa pers Konser Solo Amenangi bertajuk “Let’s Swing” dihadiri Dewan Pembina Yayasan Tandjung Sari Aviadi Heru Purnomo dan Agus Wawo Runtu selalu Consert Director.
Menurut Dewan Pembina Yayasan Tandjung Sari Aviadi, “Let’s Swing” juga menandai langkah baru Yayasan Tandjung Sari dalam mendukung musisi muda berbakat di luar tari tradisi Bali. Didirikan tahun 1987, yayasan ini sebelumnya dikenal sebagai pelestari tari Legong warisan maestro Ni Ketut Reneng.
Kini, mereka memperluas jangkauan dengan menyokong regenerasi seniman muda di era Momen ini menjadi langkah penting bagi Yayasan Tandjung Sari yang untuk pertama kalinya melangkah melampaui seni pertunjukan tradisional Bali ke dalam ranah musik klasik atau jazz. Sejak didirikan pada tahun 1987, misi yayasan adalah melestarikan dan mengajarkan seni tari dan musik klasik Bali, terutama tradisi Pelegongan.
“Semangat ini tetap kami jaga hingga hari ini. Namun seiring berjalannya generasi, kami juga terbuka terhadap kekayaan ekspresi lintas budaya di Nusantara – yang begitu beragam dan penuh warna. Dalam setiap langkah kami selalu menjunjung dua hal yakni kualitas kemanusiaan dan kualitas artistik,” ujarnya. Dengan konser resital Amenangi ini, pihaknya memulai babak baru – sebuah panggilan untuk tidak hanya mendukung talenta, tetapi juga etos: pembentukan karakter yang ditandai dengan kerendahan hati, rasa hormat, dan rasa syukur.
Ia berharap inisiatif ini menginspirasi lebih banyak lembaga, yayasan-yayasan lain, dan pihak publik untuk bersama-sama mengenali, mendampingi, dan mengangkat bakat-bakat muda luar biasa yang tumbuh diam-diam di seluruh penjuru nusantara. Agus Waworuntu-Consert Director mengatakan peran banyak orang seperti guru musik dan sekolah sangat menentukan.
“Ke depan kita serahkan kepada Amenangi mau kemana dia. Kita mendorong dan disiplin sangat penting. Saya pernah sodori dangdut, tapi dia gak suka,” ujar sang ayah menjelaskan langkah ke depan Amenangi. Amenangi mengambil jalur musik yang dibentuk oleh hasrat dan ketekunan. Sejak awal tahun 2025, dengan bimbingan gurunya Justina Tjandra pendiri Amabile Studio, ia telah menjalani persiapan yang ketat, mengasah teknik, interpretasi dan kesiapan panggung untuk mewujudkan pertunjukkan ambisius di usia sebelas tahun. (ist)