Kemenpar dan Diageo Luncurkan Program “Learning for Life” Dukung Wirausaha dan Konsumsi Bertanggung Jawab
(Dutabalinews.com), Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerja sama dengan Diageo Indonesia meluncurkan program Learning for Life (L4L), sebuah inisiatif pelatihan yang bertujuan mendukung pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan kewirausahaan di sektor pariwisata, sekaligus memberikan edukasi mengenai konsumsi bertanggung jawab. Kerja sama ini dilandasi oleh penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kemenpar dan Diageo pada April 2025, yang menandai komitmen kedua pihak untuk membangun ekosistem pariwisata yang inklusif, berkelanjutan, dan bertanggung jawab.
Pelaksanaan kegiatan perdana Learning for Life menjadi langkah awal dari serangkaian aktivitas lain yang akan dilakukan dalam dua tahun ke depan. Dimulai pada 10 Oktober di Desa Budeng, Jembrana; dan 23 Oktober di Desa Pacung Buleleng.
Program ini menargetkan pemberian manfaat kepada 1.000 peserta hingga tahun 2026, mencakup pelatihan keterampilan, literasi kewirausahaan, dan peningkatan kompetensi tenaga kerja pariwisata. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Martini Mohamad Paham, menyampaikan bahwa program ini merupakan wujud kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam memperkuat kapasitas sumber daya manusia pariwisata.
“Melalui Learning for Life, kami ingin memastikan masyarakat memiliki keterampilan dan wawasan yang relevan untuk mendukung pengembangan usaha di sektor pariwisata. Kolaborasi seperti ini juga penting untuk membangun kesadaran akan pentingnya konsumsi yang bertanggung jawab dalam ekosistem wisata yang berkelanjutan,” ujar Martini.
Sementara itu, Direktur Diageo Indonesia Dendy Borman, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung pembangunan ekonomi inklusif melalui peningkatan kompetensi masyarakat.
“Program Learning for Life adalah bagian dari komitmen global Diageo untuk memberdayakan masyarakat melalui pelatihan keterampilan dan edukasi tanggung jawab sosial. Kami bangga dapat bekerja sama dengan Kemenpar untuk menciptakan dampak positif yang nyata bagi masyarakat dan industri pariwisata Indonesia,” kata Dendy.
Program Learning for Life diharapkan menjadi model kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta dalam mendorong pengembangan kapasitas sumber daya manusia yang mendukung pertumbuhan pariwisata yang inklusif, aman, dan berdaya saing.
Tentang Diageo Indonesia
Di Indonesia, Diageo bermula pada tahun 1973 ketika produk Guinness masuk ke pasar Indonesia. Sejak tahun 2014, PT Langgeng Kreasi Jayaprima (Diageo Indonesia) memulai babak baru melalui penciptaan lapangan kerja dan melakukan produksi spirit di. Indonesia yang berkualitas tinggi termasuk produk Smirnoff, Captain Morgan, Gilbey’s, dan Gordon’s di Bali. Secara global, Diageo adalah perusahaan terkemuka dalam kategori bir dan minuman beralkohol premium dengan lebih dari 200 merek termasuk Guinness, Johnnie Walker, Singleton, Tanqueray, Baileys, dan Don Julio. Dengan produk yang dijual di lebih dari 180 negara, Diageo berambisi menjadi perusahaan produk konsumen dengan kinerja terbaik, paling terpercaya, dan dihormati.
Melalui Society 2030: Spirit of Progress, kami membangun warisan para pendiri kami. Kami ingin menciptakan dampak positif bagi perusahaan, di dalam komunitas dan untuk masyarakat. Fasilitas produksi kami di Bali sudah menerapkan pengelolaan sampah yang mencegah berakhirnya di TPA dan menggunakan 100% layanan sertifikat energi baru terbarukan (REC). Selain itu, kami juga bekerja sama dengan para pemangku kepentingan daerah untuk mengembangkan desa Ekowisata Nyambu di Bali. Sampai tahun 2030 di Indonesia, kami juga menargetkan 400.000 peserta untuk program SMASHED kami dalam pencegahan konsumsi minuman beralkohol pada anak di bawah umur. Di samping itu, mengedukasi 200.000 orang dalam konsumsi alkohol yang bertanggung jawab. (ist)
