Undiksha Dukung Desa Dukuh Menuju Desa Wisata Religi Berdaya Saing

(Dutabalinews.com), Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) melalui program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) terus berkomitmen dalam mendukung pengembangan potensi desa di Bali. Salah satu desa binaan yang menjadi fokus kegiatan tahun ini adalah Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, yang tengah dikembangkan menjadi Desa Wisata Religi.

Program hibah pengabdian ini difasilitasi oleh DPPM Kemendiktisaintek dan LPPM Undiksha melalui skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah Ruang Lingkup Desa Binaan, dengan nomor kontrak induk: 371/C3/DT.05.00/PM-MULTITAHUN/2025 tanggal 10 September 2025, dan nomor kontrak turunan: 2328/UN48.16/PM.01.01/2025 tertanggal 11 September 2025. Penetapan Desa Dukuh sebagai salah satu desa binaan Undiksha juga berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Pendidikan Ganesha Nomor 1772/UN48/PM/2025 tentang Penetapan Desa Binaan pada empat kabupaten di Bali, yakni Buleleng, Bangli, Karangasem, dan Klungkung.

Program yang diketuai oleh Dr. Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd., M.Hum. ini mendapat sambutan positif dari Pemerintah Desa Dukuh di bawah kepemimpinan I Gede Suasana, S.E. Kepala Desa Dukuh menyatakan dukungannya terhadap program PDB yang dinilai mampu memperkuat kapasitas masyarakat dalam pengembangan wisata berbasis religi dan kearifan lokal.

Dalam pelaksanaannya, tim pengabdi Undiksha menemukan sejumlah permasalahan di bidang produksi, manajemen, dan pemasaran yang dihadapi oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dukuh Nawa Citha, yang diketuai I Wayan Mustana, serta Subak Abian Bhuana Kusuma yang diketuai I Nyoman Menget Ardiasa, S.Pd. Permasalahan utama mencakup belum tertatanya lokasi objek wisata di area hutan desa, minimnya inovasi produk olahan jambu mete, serta lemahnya aspek branding dan pemasaran produk lokal.

Untuk menjawab tantangan tersebut, program PDB Desa Dukuh difokuskan pada peningkatan kesadaran masyarakat melalui Sapta Pesona, penataan kawasan wisata religi, serta penguatan kesiapsiagaan bencana mengingat wilayah Desa Dukuh tergolong rawan kebakaran. Salah satu solusi konkret adalah pemasangan tandon air di titik rawan kebakaran, yang dilengkapi dengan sistem maintenance agar dapat berfungsi optimal saat keadaan darurat.

Selain itu, jambu mete sebagai komoditas unggulan Subak Abian Bhuana Kusuma dikembangkan melalui diversifikasi produk olahan, pelatihan manajemen usaha, dan pendampingan pengurusan izin P-IRT, agar produk dapat diterima di pasar yang lebih luas.

Baca Juga :  ​Peneliti UGM Kembangkan Alat Pengolah Limbah Batik

Metode pelaksanaan program mengacu pada Participatory Rural Appraisal (PRA), yaitu pendekatan partisipatif yang menekankan keterlibatan masyarakat dalam seluruh proses pembangunan. Kegiatan dilaksanakan melalui tahapan sosialisasi, pelatihan, penerapan iptek, pendampingan, dan evaluasi keberlanjutan.

Rangkaian kegiatan PDB juga mencakup Focus Group Discussion (FGD) untuk mengevaluasi tindak lanjut dan dampak keberlanjutan program. Beberapa kegiatan utama antara lain pelatihan Bahasa Inggris untuk tour guide oleh Dewa Ayu Eka Agustini, S.Pd., M.S., penyusunan peta rute Desa Wisata Religi oleh I Gede Yudi Wisnawa, S.Pd., M.Sc., serta penambahan fitur objek wisata unggulan pada website resmi Pemerintah Desa Dukuh oleh Ni Komang Ayu Agustini.

Pada aspek pemberdayaan ekonomi, Subak Abian Bhuana Kusuma juga menerima bantuan alat kupas jambu mete, penyusunan rancangan usaha dan SOP, serta pendampingan usaha oleh tim pengabdi Undiksha. Program ini menunjukkan hasil yang signifikan, di antaranya peningkatan kapasitas produksi hingga ±20 kg, tersusunnya dokumen SOP, business plan, dan layout produk, serta perluasan jangkauan pemasaran dari lima lokasi menjadi 15 titik penjualan baik secara offline maupun online.

Melalui sinergi antara akademisi, pemerintah desa, dan masyarakat, Desa Dukuh kini semakin siap melangkah menuju Desa Wisata Religi yang mandiri, produktif, dan berdaya saing.