Tari Puspanjali dan Rejang Sari Tampil Pada Anniversary of Srila Bhaktivedanta Swami Prabhupada
(Dutabalinews.com),Perdana Menteri Narendra Modi menghadiri acara Special Coin of Rs 125 on the Occasion of the 125th Birth Anniversary of Srila Bhaktivedanta Swami Prabhupada, Rabu (1/9) melalui kconferensi video.
Pada kesempatan itu PM Modi menyatakan Swami Prabhupada bukan hanya seorang penyembah agung dari Sri Krishna, tetapi juga penyembah Bharat (India) yang hebat.
Menurutnya, Srila Prabhupada telah mengambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan dan menolak untuk mengambil diploma dari Scottish College sebagai wujud mendukung gerakan yang tanpa kompromi.
Lebih lanjut Perdana Menteri berkata, “muncul perasaan memiliki dan bangga ketika disapa dengan “Hare Krishna” di negara-negara lain. “Saya mengalami suatu rasa kebahagiaan dan kepuasan dari sebuah sadhana yang bercampur jadi satu. Perasaan ini juga sedang dirasakan oleh jutaan pengikut Srila Prabhupada Swami dan jutaan penyembah Krishna di seluruh dunia saat ini,” ungkapnya.
Pada masa perbudakan, gerakan Bhakti telah membuat semangat masyarakat India untuk bertahan hidup terjaga dengan kuat. Para kaum terpelajar juga menyebutkan jika tidak ada revolusi sosial pada saat itu maka akan sulit membayangkan status dan bentuk India. Ia menambahkan bahwa prinsip bhakti telah menghubungkan makhluk hidup dengan Tuhan dengan meniadakan diskriminasi keyakinan, hierarki sosial, dan hak istimewa.
Pada masa-masa sulit itu, kepribadian suci seperti Sri Chaitanya Mahaprabhu telah mengikat masyarakat dengan semangat bhakti dan memberikan mantra sebagai penguat keyakinan dan pengabdian.
Perdana Menteri melanjutkan, bahwa pada masa tertentu orang suci seperti Swami Vivekananda telah datang dan membawa Veda dan Vedanta ke dunia barat. Namun ketika tanggung jawab memberikan nilai-nilai Bhakti Yoga kepada masyarakat dunia telah datang, Srila Prabhupada dan ISKCON mengambil tugas besar ini.
Mereka melakukan kegiatan itu untuk menghubungkan Bhakti Vedanta dengan kesadaran dunia. Saat ini ada ratusan kuil ISKCON dan Gurukula di berbagai negara di dunia dan telah berhasil menjaga prinsip-prinsip veda tetap hidup.
Perdana Menteri banyak mengamati kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh ISKCON dalam berbagai situasi krisis seperti gempa bumi di Kutch, tragedi Uttarakhand, angin topan di Odisha dan Bengal dan memberikan apresiasi kepada ISKCON atas kontribusinya di tengah masyarakat selama pandemi Covid-19.
Sementara Menteri Kebudayaan India G. Kishan Reddy menyatakan Srila Prabhupada telah membawa revolusi budaya, perjalanan hidupnya telah memberikan inspirasi tentang kekuatan dedikasi, pengabdian, tekad dan keberanian.
Ketua Komite ISKCON Wilayah India H.H. Gopal Krishna Goswami Maharaj dalam sambutannya menyampaikan bahwa ISKCON telah menerjemahkan Srimad Bhagavad Gita dan literatur Veda lainnya ke dalam 89 bahasa, dan mengambil peran yang besar dalam penyebaran literatur Veda di seluruh dunia.
Selain memberikan apresiasi kepada 60 negara yang berpartisipasi dalam perayaan secara virtual tersebut, H.H. Gopal Krishna Goswami Maharaj, yang juga menjadi anggota Komisi Badan Pengawas ISKCON di 30 negara di dunia juga memberikan apresiasi khusus kepada Indonesia (Bali) yang ikut dalam perhelatan perayaan 125 tahun kemunculan Srila Prabhupada secara Internasional.
ISKCON memiliki 600 center tersebar di 215 negara baik India, Rusia, Amerika, Afrika, Cina, Jepang, Inggris, Ukraina, Jerman, Italia, Arab, Singapura, Malaysia, Australia. Perkumpulan ISKCON Indonesia sendiri pada kesempatan tersebut menampilkan kesenian Bali berupa Tari Puspanjali dan Tari Rejang Sari.
Sejak awal Perkumpulan ISKCON Indonesia selalu berusaha mengangkat dan mempromosikan budaya lokal, baik tari-tarian, drama sendratari maupun membawa seni ukiran baik di luar Bali maupun ketika mengikuti event internasional.
Upaya tersebut merupakan bagian dari komitmen menghargai dan melestarikan budaya kearifan lokal yang menjadi salah satu penekanan ajaran dari Bhakti Vedanta Swami Srila Prabhupada dimana untuk berkegiatan harus disesuaikan dengan desa kala patra.
Ketua Perkumpulan ISKCON Indonesia I Wayan Sudiara menyampaikan Perkumpulan ISKCON Indonesia memiliki kerja sama (afiliasi) dengan ISKCON Global yang berpusat di Mayapura, India. Kerja sama itu bersifat keagamaan dan pembelajaran nilai-nilai spiritualitas yang bersumber pada ajaran Veda Gaudiya Vaishnava.
Seperti halnya beberapa organisasi lainnya di Indonesia, secara manajemen Perkumpulan ISKCON Indonesia tetap mandiri dan mengikuti aturan dan peraturan yang berlaku di NKRI (Pancasila dan UUD 1945).
Sudiara menambahkan salah satu inti ajaran dari Bhakti Vedanta Srila Prabhpada adalah menyebarkan cinta kasih kepada semua makhluk hidup agar senantiasa berbahagia serta menemukan tujuan sejati sebagai manusia. Prinsip mencintai Tuhan, sesama dan harmoni dengan lingkungan serta mengembangkan sikap rendah hati serta toleransi adalah prisip-prinsip utama yang diajarkan dalam tradisi Gaudiya Vaisnava.
“Sebagai orang Bali yang lahir dan mewarisi nilai-nilai tradisi Bali dan berupaya menekuni kitab suci Veda, saya dan teman-teman di ISKCON sejak awal secara alami dan sikap komitmen tetap menjaga nilai-nilai tradisi Bali yang memiliki karakter mulia paras paros, menyama braya, Vasudhaiva Kutumbakam, serta berupaya mempraktekkan ajaran Tri Hita Karana. Kalaupun masyarakat menemukan banyak kekurangan pada kami, itulah kelemahan yang masih perlu banyak harus diperbaiki, kami akan terus melakukan introspeksi dan pembinaan ke dalam,” ujarnya dengan lirih.
“Kami menyadari ketidaksempurnaan sebagai individu-individu yang masih perlu belajar lebih serius lagi baik sebagai umat beragama, sebagai anggota masyarakat maupun sebagai warga negara Indonesia.” tambahnya.
Dalam konteks itu Perkumpulan ISKCON pada tanggal 29 Agustus lalu sempat mengadakan webinar dengan tema “Peningkatan Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila melalui sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan Negara Indonesia dengan menghadirkan narasumber Dr. ©️ H. Bustami Zainudian, SPd, MH, (Wakil Ketua Komite II DPD RI), I Komang Koheri,SE (anggota Komisi VIII DPR RI), serta Nyoman Sumantra (tenaga ahli MPR/DPR RI).
Selain terus meningkatkan pembinaan dan wawasan di bidang ajaran Veda serta tradisi, pengurus juga berupaya memberikan wawasan di bidang kebangsaan sehingga ke depannya para bhakta ISKCON diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat baik di lingkup terkecil maupun lebih luas sesuai tujuan dari keberadaan ISKCON sebagai organisasi untuk mentransformasi sifat/karakter.
Sebagai bagian dari masyarakat Bali, anggota ISKCON di Bali secara pribadi-pribadi masih mengikuti adat pada masing-masing wilayah Desa Adatnya. Mereka pergi ke ashram dengan satu tujuan yaitu belajar kitab suci Veda dengan niat dan harapan bisa memberikan suatu kontribusi kecil kepada masyarakat melalui transformasi karakter dari diri masing-masing anggota. (ist)