Cerita dari Inggris Raya: Awardee IISMA, Agent of Change Indonesia
Putu Althea Putri Wiradani, mahasiswi Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana merupakan salah satu awardee IISMA 2021 yang merasakan dampak langsung dari keikutsertaannya dalam program ini.
“Menuntut ilmu di University of Strathclyde, di Skotlandia, Inggris Raya, sebuah kampus yang terkemuka di seluruh dunia, merupakan suatu kehormatan tersendiri bagi saya sebagai Awardee IISMA 2021,” ujarnya.
Ada begitu banyak pengalaman dan hal tak terlupakan yang ia rasakan selama berkuliah di sana. Sistem pendidikan di Inggris Raya yang cenderung cepat dan memiliki kurikulum yang padat mengharuskannya mengubah gaya belajar serta beradaptasi mengikuti pola belajar kebanyakan mahasiswa di sana yang menggunakan prinsip “work hard, play hard”. Namun, walaupun jadwal kuliahnya yang terbilang padat, ia tetap dapat meluangkan waktu untuk menjelajahi tempat serta budaya baru dan bersosialisasi dengan mahasiswa lokal di sana. Yang membuatnya lebih terkesan lagi adalah tidak adanya diskriminasi antara mahasiswa lokal dan mahasiswa asing sehingga ia merasa nyaman selama tinggal dan menempuh ilmu di Skotlandia.
Masa studinya yang bertepatan dengan penyelenggaraan kegiatan COP26, sebuah konferensi tingkat tinggi mengenai pencegahan perubahan iklim yang diselenggarakan di Glasgow, menjadi keberuntungan tersendiri baginya. Ia berkesempatan untuk mengikuti seminar, diskusi, workshop, bahkan menjadi volunteer di kegiatan-kegiatan yang terkait.
Selama mengikuti program IISMA 2021 ia menyadari bahwa ada banyak hal yang perlu dibenahi Indonesia terkait kualitas sistem pendidikan, pengelolaan potensi alam dan lingkungan, pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat menyusul ketertinggalan dari negara lain.
“Dengan pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki, saya berharap saya bisa menjadi salah satu agent of change untuk mengembangkan dunia pendidikan di Indonesia melalui langkah kecil yang saya lakukan untuk mengabdi pada negeri,” katanya dengan penuh semangat.
Ia pun mengapresiasi kerja keras Kantor Urusan Internasional (KUI) Universitas Udayana yang sangat membantu sehingga ia dan para awardee lainnya dapat berangkat ke luar negeri tanpa ada kendala terkait beasiswa atau administrasi kampus. “Menjadi angkatan pertama dari sebuah program prestigious tentu bukan hal yang mudah bagi saya maupun pihak Universitas Udayana dikarenakan berbagai hal di awal yang perlu disiapkan dan terbatasnya waktu yang diberikan, tapi saya harap semakin banyak lagi mahasiswa Universitas Udayana yang mengikuti program ini agar lebih banyak lagi agent of change yang dimiliki Indonesia,” tutupnya.
(sumber: www.unud.ac.id)