B20-G20 Dialogue Finance & Infrastructure Task Force, Investasi di Bidang Infrastruktur Butuh Jaringan Global
(Dutabalinews.com),Wakil Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan investasi di bidang pembangunan infrastruktur sangat penting dan menjadi prioritas bagi Indonesia karena memberikan multiplier effect.
Ada tiga aspek yang penting buat Indonesia. Pertama, akan berdampak pada peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat. Kedua, untuk memastikan pembangunan yang lebih inklusif dimana pembangunan di sektor infrastruktur harus menjadi program bersama dunia internasional.
“Dan ketiga, investasi global di bidang infrastruktur akan mengatasi ketimpangan infrastruktur dari negara-negara di dunia,” ujar Amalia kepada media di sela-sela acara B20-G20 Dialogue Finance & Infrastructure Task Force dalam rangka menjelang KTT G-20 untuk mengundang para investor berinvestasi di Indonesia Kamis (14/7/2022) di Sofitel Nusa Dua. Hadir dalam acara tersebut antara lain M. Arsjad Rasjid P.M. selaku Chairman of Indonesian Chamber of Commerce and Industry (KADIN) dan Mari Elka Pangestu World Bank Managing Director of Development Policy and Partnerships.
Dengan jaringan investasi infrastruktur yang sudah mengglobal maka tidak ada negara yang mengalami ketimpangan infrastruktur. Untuk itu forum ini sangat bermanfaat untuk menjembatani antara pemerintah dan swasta dalam membangun infrastruktur ke depannya.
Ditambahkan beberapa yang bisa dilakukan adalah energi hijau atau blue energi, teknologi pengolahan sampah yang sebelumnya tidak bernilai menjadi bernilai ekonomi. “Banyak negara sudah melakukan hal tersebut. Isu ekonomi hijau sudah saatnya dipercepat. Namun ini membutuhkan jaringan yang kuat secara global. Negara-negara harus saling mendukung dan melindungi,” tegasnya.
Indonesia sebagai Presidensi KTTG-20 harus melahirkan legacy dan lebih kepada aksi nyata untuk menyatakan bahwa green economy sebagai program utama. Saat ini banyak negara-negara di dunia sudah menggulirkan isu green economy. Ada banyak proyek prioritas untuk green economy.
Sementara B20 Finance and Infrastructure Task Force Chair dan CEO of Indonesia Investment Authority (INA) Ridha D.M. Wirakusumah mengatakan, sudah saatnya investasi di bidang infrastruktur membutuhkan jaringan global. Ia mencotohkan, Indonesia pernah membangun 2 ribu kilometer jalan tol selama beberapa tahun terakhir. Pembangunan ini membutuhkan pengorbanan yang besar dan biaya yang tinggi. Infrastruktur ini sangat penting bagi masyarakat memberikan banyak benefit bagi masyarakat.
“Untuk itu perlu kerja sama global baik pemerintah Indonesia, perbankan, sektor swasta juga jaringan seluruh dunia. Sebab banyak dana-dana yang bisa dikumpulkan dari luar negeri atau dalam negeri yang bisa dipertanggungjawabkan secara baik,” ujarnya.
Business 20 (B20) adalah business engagement group dari Government 20 (G20) yang beranggotakan lebih dari 900 perusahaan global. B20-G20 Dialogue Finance & Infrastructure Task Force bertujuan untuk membawa pembahasan deklarasi multilateral yang telah didiskusikan oleh B20 Finance & Infrastructure Task Force kepada G20 Finance Track Working Group.
Dengan harapan, para pembuat kebijakan dan sektor keuangan global dapat berkolaborasi dalam kemitraan untuk menjembatani kesenjangan infrastruktur dan mendorong peningkatan akses publik ke sumber pembiayaan yang terjangkau dan sesuai. “Legacy bagi Indonesia dalam B-20 adalah membuat Indonesia menjadi negara tujuan investasi dunia dalam jangka panjang, mengundang para investor dalam dan luar negeri terutama anggota KTT G-20 untuk berinvestasi di Indonesia dalam bidang infrastruktur,” ujarnya. (bas)
B20-G20 Dialogue Finance & Infrastructure Task Force, Investasi di Bidang Infrastruktur Butuh Jaringan Global
(Baliekbis.com),Wakil Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan investasi di bidang pembangunan infrastruktur sangat penting dan menjadi prioritas bagi Indonesia karena memberikan multiplier effect.
Ada tiga aspek yang penting buat Indonesia. Pertama, akan berdampak pada peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat. Kedua, untuk memastikan pembangunan yang lebih inklusif dimana pembangunan di sektor infrastruktur harus menjadi program bersama dunia internasional.
“Dan ketiga, investasi global di bidang infrastruktur akan mengatasi ketimpangan infrastruktur dari negara-negara di dunia,” ujar Amalia kepada media di sela-sela acara B20-G20 Dialogue Finance & Infrastructure Task Force dalam rangka menjelang KTT G-20 untuk mengundang para investor berinvestasi di Indonesia Kamis (14/7/2022) di Sofitel Nusa Dua. Hadir dalam acara tersebut antara lain
M. Arsjad Rasjid P.M. selaku Chairman of Indonesian Chamber of Commerce and Industry (KADIN) dan Mari Elka Pangestu World Bank Managing Director of Development Policy and Partnerships.
Dengan jaringan investasi infrastruktur yang sudah mengglobal maka tidak ada negara yang mengalami ketimpangan infrastruktur. Untuk itu forum ini sangat bermanfaat untuk menjembatani antara pemerintah dan swasta dalam membangun infrastruktur ke depannya.
Beberapa yang bisa dilakukan adalah energi hijau atau blue energi, teknologi pengolahan sampah yang sebelumnya tidak bernilai menjadi bernilai ekonomi. “Banyak negara sudah melakukan hal tersebut. Isu ekonomi hijau sudah saatnya dipercepat. Namun ini membutuhkan jaringan yang kuat secara global. Negara-negara harus saling mendukung dan melindungi,” tegasnya.
Indonesia sebagai Presidensi KTTG-20 harus melahirkan legacy dan lebih kepada aksi nyata untuk menyatakan bahwa green economy sebagai program utama. Saat ini banyak negara-negara di dunia sudah menggulirkan isu green economy. Ada banyak proyek prioritas untuk green economy.
Sementara B20 Finance and Infrastructure Task Force Chair dan CEO of Indonesia Investment Authority (INA) Ridha D.M. Wirakusumah mengatakan, sudah saatnya investasi di bidang infrastruktur membutuhkan jaringan global.
Ia mencotohkan, Indonesia pernah membangun 2 ribu kilometer jalan tol selama beberapa tahun terakhir. Pembangunan ini membutuhkan pengorbanan yang besar dan biaya yang tinggi. Infrastruktur ini sangat penting bagi masyarakat memberikan banyak benefit bagi masyarakat.
“Untuk itu perlu kerja sama global baik pemerintah Indonesia, perbankan, sektor swasta juga jaringan seluruh dunia. Sebab banyak dana-dana yang bisa dikumpulkan dari luar negeri atau dalam negeri yang bisa dipertanggungjawabkan secara baik,” ujarnya.
Business 20 (B20) adalah business engagement group dari Government 20 (G20) yang beranggotakan lebih dari 900 perusahaan global. B20-G20 Dialogue Finance & Infrastructure Task Force bertujuan untuk membawa pembahasan deklarasi multilateral yang telah didiskusikan oleh B20 Finance & Infrastructure Task Force kepada G20 Finance Track Working Group. Dengan harapan, para pembuat kebijakan dan sektor keuangan global dapat berkolaborasi dalam kemitraan untuk menjembatani kesenjangan infrastruktur dan mendorong peningkatan akses publik ke sumber pembiayaan yang terjangkau dan sesuai.
“Legacy bagi Indonesia dalam B-20 adalah membuat Indonesia menjadi negara tujuan investasi dunia dalam jangka panjang, mengundang para investor dalam dan luar negeri terutama anggota KTT G-20 untuk berinvestasi di Indonesia dalam bidang infrastruktur,” ujarnya.