Kerja Sama Strategis Pendidikan: Indonesia-Filipina Fokus pada Pengembangan Kurikulum dan Vokasi
(Dutabalinews.com), Pemerintah Indonesia dan Filipina kembali mempererat hubungan kerja sama bidang pendidikan. Terbaru, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Kelompok Kerja Bersama (Joint Working Group/JWG) dengan tiga lembaga pendidikan Filipina, yaitu the Commission on Higher Education (CHED), the Department of Education (DepEd), dan the Technical Education and Skills Development Authority (TESDA) pada 23 s.d. 25 Juli 2024 di Bali.
Staf Ahli Bidang Manajemen Talenta Kemendikbudristek, Tatang Muttaqin, sebagai ketua delegasi Indonesia di hari pertama menyampaikan bahwa forum JWG ini merupakan wadah bagi lembaga pendidikan kedua negara untuk mengevaluasi dan memperbarui kerja sama yang terjalin, mengingat selama lima tahun terakhir telah terjadi berbagai perubahan dalam sistem pendidikan Indonesia maupun Filipina, terutama tentang terkait pandemi Covid-19 pada transformasi pendidikan dan akselerasi penggunaan teknologi dalam sektor pendidikan.
“Kemendikbudristek sendiri telah melakukan transformasi besar di bawah payung kebijakan Merdeka Belajar. Melalui Merdeka Belajar, kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih fleksibel, inklusif, dan memberdayakan, baik bagi siswa maupun guru di Indonesia,” ucap Tatang.
Pelaksanaan JWG terbagi menjadi dua bagian. Pada hari pertama akan membahas kerja sama di bidang pendidikan dasar dan menengah serta bidang bahasa. Kemudian pada hari kedua akan membahas kerja sama di bidang pendidikan tinggi. Adapun sejumlah potensi kerja sama yang akan dipetakan meliputi pengembangan kurikulum, kemitraan dalam pendidikan dan pelatihan vokasi, serta peningkatan kualitas dan program pengembangan profesi guru. Selain itu, dalam bidang pengembangan bahasa, kedua negara juga akan mengeksplorasi berbagai praktik baik dalam meningkatkan literasi dasar, arah kebijakan dalam pembelajaran bahasa, serta upaya untuk mempromosikan pembelajaran Bahasa Indonesia di Filipina.
Lebih lanjut, Tatang menyampaikan, “Kami juga ingin belajar dari Filipina tentang bagaimana menghasilkan tenaga kerja yang terampil dalam bidang keperawatan dan pertanian. Menurut saya, kedua negara perlu saling mempromosikan berbagai kerja sama yang bermanfaat bagi siswa, guru, peneliti, dan staf pendidikan.”
Ketua bidang Pertanian, CHED Filipina, Glenn B. Gregorio, menyampaikan keinginannya untuk dapat berkolaborasi dan belajar dari pengalaman dan kesuksesan Indonesia dalam bidang pendidikan tinggi melalui forum JWG ini. Berbagai ide inovatif, kerangka kerja pendidikan, dan upaya internasionalisasi yang dilakukan oleh Indonesia menjadi wawasan baru bagi Filipina untuk meningkatkan sistem pendidikan di negaranya.
“Kami berharap dapat bertukar praktik baik dalam pengembangan kurikulum dan memastikan bahwa program pendidikan kami tetap relevan dan kompetitif dalam lanskap global yang terus berubah dengan cepat. Kami juga melihat bagaimana peningkatan kapasitas institusi melalui program pengembangan profesi bagi para pendidik dan administrator sangat penting untuk mempertahankan standar pendidikan yang tinggi,” ujar Gregorio.
Pada kesempatan yang sama, Direktur IV Kerja Sama Internasional, DepEd Filipina, Margarita Consolacion C. Ballesteros, menerangkan bahwa berdasarkan laporan Asian Development Bank (ADB) tahun 2020, sektor pendidikan di Asia Tenggara masih diliputi isu kesenjangan pembangunan. Tantangan yang dihadapi meliputi kesenjangan jumlah guru, jumlah dan infrastruktur sekolah, hasil pembelajaran, dan pembelajaran yang tertinggal. Untuk menghadapi isu tersebut, dibutuhkan koordinasi yang kuat dari para pemangku kepentingan.
“Oleh karena itulah kolaborasi ini menjadi penting. Kami harap diskusi JWG ini tidak hanya berfokus pada materi presentasi, namun menjadi forum untuk saling bertukar saran dan pandangan dalam menyusun rencana konkret kita untuk tahun-tahun mendatang,” imbuh Margarita.
Direktur Perencanaan TESDA Filipina, Carlyn B. Justimbaste, melihat forum JWG sebagai upaya bersama Indonesia dan Filipina untuk meningkatkan sistem pendidikan demi tujuan akhir yang sama, yaitu peningkatan kualitas hidup dan sumber daya manusia di kedua negara.
“Dalam kesempatan ini kita akan berdiskusi terkait implementasi TVET (Technical and Vocational Education and Training) dalam pendidikan. Hal ini memberikan wawasan baru bagi kolaborasi kita. Sebagaimana prioritas kita dalam meningkatkan sektor pendidikan, implementasi TVET bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan kerja para lulusan kita,” ucap Carlyn.