Dampak Menjamurnya Pasar Modern, Omset Penjualan Oleh-oleh Bali Merosot
(Dutabalinews.com),Pasar tradisional oleh-oleh Bali dirasakan mulai minim peminat. Omzetnya juga turun tajam. Hal itu dirasakan A.A. Ngurah Agung, SH, pemilik Oleh-oleh Bali di Jalan Teuku Umar.
“Awalnya belum dirasakan adanya persaingan yang begitu ketat antara pasar modern dan pasar tradisional, usaha oleh-oleh Bali tumbuh cukup bagus. Penjualannya meningkat. Namun sekarang mengalami penurunan drastis. Dulu tenaga kerja kami 50 orang, sekarang hanya tinggal 8 orang,” kata Ngurah Agung, Selasa (11/6) sore.
Dikatakan, selain berpusat di Jalan Teuku Umar, Oleh-oleh Bali yang didirikan memiliki berapa cabang di Pasar Seni Kuta yang berlokasi di Jalan Bakung Sari dan Pasar Seni Kumbasari, Denpasar.
Oleh-oleh Bali didirikan tahun 1975 dengan menjual berbagai jenis pakaian jadi seperti sarung, baju, kaos, udeng, dan lainnya yang bermotif Bali.
“Dirasakan Oleh-oleh Bali dari tahun 2005 sampai tahun 2019 mengalami penurunan omzet penjualan. Terutama semenjak munculnya pasar modern,” tambahnya.
Walaupun mengalami penurunan omset penjualan, pihaknya tetap akan terus berbenah. “Sehingga Oleh-oleh Bali yang saya kelola bisa tetap bertahan dan maju di era modern sekarang ini,” ucapnya.
Ditambahkan, selain usaha Oleh-oleh Bali yang dikembangkannya, Ngurah Agung saat ini juga mengembangkan usaha properti dan koperasi.
“Sebagai seorang pengusaha berharap agar ke depannya pemerintah bisa membantu pasar tradisional ikut mempromosikan ke masyarakat luas. (sus)