Antisipasi Covid-19, Ketua FBN Bali: Banyak Pengusaha Abaikan Kesehatan Konsumen

(Dutabalinews.com),Ketua FBN Bali menyoroti
masih minimnya perhatian pengusaha terhadap konsumennya. Bahkan di tengah mewabahnya Covid-19 yang telah memakan banyak korban ini, sebagian pengusaha justru mengabaikan kesehatan warga yang datang berbelanja, tanpa menyediakan alat kesehatan seperti hand sanitizer, dll.

“Kini saatnya kita harus peduli dan berbagi terhadap sesama anak bangsa dengan menyisihkan sebagian penghasilan untuk turut mencegah meluasnya virus corona yang mematikan ini,” ujar Ketua Forum Bela Negara (FBN) Bali Agustinus Nahak, SH,MH., Minggu (29/3/2020) di Denpasar.

Dijelaskan Virus Korona memang begitu mudah menular dan menyebar. Upaya ikut mencegah dan mengurangi penyebarannya, melalui social distancing, physical distancing saja tidak cukup tanpa ketersediaan alat pelindung diri (APD) yang nyaris tidak ada di pasaran.

Agustinus Nahak,S.H.,M.H.

“Kami melihat belum adanya gerakan dari pengusaha untuk mendonasikan distribusi masker secara gratis di Bali. Padahal masyarakat sangat membutuhkannya saat ini. Kalau pun ada hanya segelintir saja dan belum masif,” ungkap Ketua HAMI Bersatu Bali ini.

Untuk itu pihaknya berharap ada gerakan kepedulian dari para pengusaha terkait hal ini demi rasa kesetiakawanan sosial dalam bingkai NKRI. Di saat pandemi corona seperti sekarang ini, ada baiknya tidak asal menghakimi orang-orang yang terpaksa bekerja di luar rumah seperti Gojek online, Kurir antar barang dsb. “Mereka-merekalah yang rentan terhadap terjangkitnya virus ini, maka hendaknya kita mampu memberikan perlindungan,” tutur Agus Nahak.

Pihaknya juga menyoroti kurangnya ketersediaan alat-alat deteksi dini pada pusat perbelanjaan seperti supermarket dan gerai minimarket yang belum mampu mendeteksi setiap pengunjung atau konsumen yang hendak berbelanja dengan alat infrared thermometer dan penyediaan hand sanitizer.

“Padahal alat kesehatan tersebut merupakan salah satu bentuk pelayanan kepada konsumen (masyarakat) mengingat tempat tersebut yang masih banyak dikunjungi dan anehnya pengelola justru mengabaikannya,” pungkas Agustinus Nahak. (ist)

Baca Juga :  ​ASDI Bali Bertekad Bangun Indonesia dengan Skenario Terbaik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *