Anggota DPD RI A.A. Gde Agung: Pemimpin harus memiliki ‘Ethos, Logos dan Pathos’
(Dutabalinews.com),Anggota DPD RI dapil Bali Anak Agung Gde Agung, P.hD. mengingatkan sorang pemimpin harus dipilih secara demokratis yang artinya tidak ada paksaan ataupun rekayasa kepentingan.
“Seorang pemimpin juga harus benar-benar bisa dipercaya oleh rakyatnya. Pemimpin juga harus memiliki people power (suara rakyat), berpikiran freedom tidak dalam intimidasi, human right atau tetap menjaga hak asasi manusia, mengandung kesetaraan dalam bersikap, memiliki kemampuan persuasif atau mampu mengarahkan rakyatnya, berwibawa yang itu bisa membuat marwah suatu lembaga terjaga dengan baik,” ujarnya, Rabu (12/8) di Mengwi Badung.
Mantan Bupati Badung dua periode ini juga mengatakan pemimpin harus mengerti dan paham kalau negosiasi yang baik juga diperlukan. “Dari sikap-sikap yang dilahirkan dari sosok pemimpin itulah yang kita bingkai lagi yang disebut dengan 4 pilar kebangsaan,” tambahnya.
Pengalaman memimpin Badung selama 10 tahun, ia mengaku tidak pernah merasa khawatir untuk dikritik khususnya wartawan. Karena dari wartawan bisa tahu apa yang terjadi di luar sana, sebab wartawan merupakan jendela publik.
Kemudian seorang pemimpin menurut filosofi Yunani kuno adalah seni retorika atau seni berbicara. Pemimpin itu harus memiliki Ethos, Logos, Pathos dalam dirinya.
Ethos yang dimaksud adalah pemimpin yang dapat dipercaya atau pemimpin yang setiap kali mengucapkan kata-kata harus berdasarkan dengan fakta dan kebenaran, serta terdapat tata nilai yang dijunjung tinggi. Pemimpim biasanya tidak sadar kalau sering mengumbar janji muluk agar terpilih.
Selanjutnya Logos adalah pemimpin mampu mempengaruhi orang lain dengan menyampaikan sesuatu yang masuk akal, bukan dengan membual atau berkhayal untuk bisa tercapai keinginan.
“Sementara Pathos adalah membangun hubungan emosional atau yang berhubungan dengan emosi manusia,” imbuhnya. Ditambahkan, selain filosofi Yunani kuno yang menjadi gambaran seorang pemimpin, filosofi Bali juga ada seperti yang tertuang di dalam Trihita Karana dan Tri Kaya Parisudha.
“Bali memiliki semua kebijaksanaan dalam menjadi pemimpin yang ideal, berpikir yang bersih dan suci (manacika), berkata yang sopan dan benar (wacika), berbuat yang jujur, baik dan benar (kayika). Itulah seorang pemimpin sebenarnya,” pungkasnya. (sus)