Ekonomi & Bisnis

Kunker Anggota DPD RI Dr. Mangku Pastika: Penyederhanaan Upakara Minimalisir Kontak Fisik

(Dutabalinews.com), Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mengatakan dampak pandemi Covid-19 sangat luas baik sosial, ekonomi dan yang lainnya. Apalagi penyebaran wabah ini masih tinggi.

“Karena itu upaya pengendalian secara sekala dan niskala sebagaimana yang dilakukan pihak Adat Pagan dinilai sangat tepat dan realistis dalam mengendalikan dan pencegahan wabah ini,” ujar Dr. Mangku Pastika dalam Kunker via vidcom yang berlangsung Jumat (20/11).

Vidcon mengangkat tema “Ketertiban Umum Protokol Penanganan Covid- 19” dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja menghadirkan narasumber Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Bali Boy Jaya Wibawa, Bendesa Adat Pagan Dr. Wayan Subawa dan Kepala BPBD Prov. Bali Made Rentin.

Wayan Subawa

Kegiatan Reses Made Mangku Pastika selaku Anggota DPD RI Perwakilan Bali (B. 66) terkait Badan Urusan Legislasi Daerah (BULD), terutama dengan terbitnya berbagai produk daerah seperti Pergub No. 46 Tahun 2020 dan Perwali No. 48 Tahun 2020.

Dalam paparannya, Mangku Pastika
memuji Bendesa Pagan Dr. Wayan Subawa yang begitu konsen menangani covid di wilayahnya. Kalau pola ini bisa diintensifkan dan diterapkan lebih luas lagi di wilayah lainnya di Bali, Mangku Pastika optimis wabah ini bisa lebih ditekan lagi.

Mangku Pastika mengakui dari sisi ekonomi dampak covid ini sangat berat dan Bali yang paling terdampak, dimana terjadi pertumbuhan hingga minus12 persen lebih. “Ini tentu sangat berat. Jadi sangat tepat dan realistis pencegahan secara sekala dan niskala yang dilakukan. Apalagi ada langkah penyederhanaan upakara sehingga bisa meminimalisir kontak fisik,” jelas mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Selaku Komisi II bidang pertanian, ekonomi, perindustrian,dll., Mangku Pastika juga
duduk sebagai Anggota BULD (Badan Urusan Legislasi Daerah). Ini karena Bali bisa juga buat peraturan seperti perda. Jadi sejauh mana perda bisa tanggulangi Covid ini dengan kearifan lokalnya.

Bendesa Adat Pagan Dr. Wayan Subawa mengatakan desa adat berkewajiban berpartisipasi membantu pemerintah baik dalam sosialisasi, pencegahan dan pengawasan terkait covid. Desa adat juga punya kewajiban menyiapkan alat pelindung diri seperti tempat cuci tangan, penyemprotan di tempat umum.

Boy Jaya Wibawa

“Di Denpasar ini sudah dilakukan, bahkan sudah bentuk satgas gotong royong dengan melibatkan pecalang, tokoh pemuda dan prajuru yang melaksanakan sosialisasi ke warga,” ujar Subawa yang juga mantan Sekda Badung ini.

Subawa bahkan menegaskan untuk pencegahan di desa adat diterapkan konsep sekala dan niskala. Secara sekala adat membantu masker, hand sanitizer juga sembako. “Dengan membantu sembako warga akan lebih ringan bebannya sehingga bisa meningkatkan imunitasnya. Kami juga buka posko untuk melayani warga dan patroli keliling,” tambah Subawa seraya mengakui berbagai upaya yang dilakukan masih terkendala logistik serta ada sebagian warga yang “bengkung”.

Sementara itu Kadis Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Bali Boy Jaya Wibawa mengatakan sebenarnya ada rencana Bali membuka kelas belajar dengan tatap muka pada September lalu. Namun karena covid masih tinggi, rencana itu ditunda. (bas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *