Penyerapan Aspirasi Dr. Mangku Pastika: Dorong Berdayakan Berbagai Potensi SDM untuk Membangun (Pertanian) Bali
(Dutabalinews.com), Anggota DPD RI dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. mengajak berbagai pihak sama-sama untuk membangun (pertanian) Bali.
“Untuk membangun Bali tak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Sebab kalau pemegang kekuasaan tak merasa ada kepentingan maka sulit akan mendukung secara maksimal,” ujar Mangku Pastika saat acara penyerapan aspirasi dari Komunitas “Kita Cinta Pertanian Indonesia-Bali” sekaligus audiensi Petisi 45 melalui Vidcon, Senin (26/4).
Acara yang dipandu tim ahli Nyoman Baskara didukung Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja juga dirangkai penganugerahan Petisi 45 kepada Mangku Pastika yang diterima Ketut Ngastawa.
Mantan Gubernur Bali dua periode tersebut menambahkan saat ini tak bisa lagi sepenuhnya berharap dari pemerintah. Untuk itu potensi yang ada seperti cendikiawan, pengusaha (investor), dll perlu lebih dilibatkan. “Sulit hanya andalkan politisi kalau tak ada kepentingannya,” ujar Mangku Pastika menanggapi terkait masih lambannya kemajuan pertanian di Bali.
Sebagaimana disampaikan sejumlah narasumber yang terhimpun dalam “Petisi 45”, banyaknya masalah yang dihadapi petani, seperti keberadaan subak, bibit hingga pasar. Pakar subak Prof. Wayan Windia menekankan agar dalam revitalisasi subak diperhatikan pula hal-hal yang terkait dengan ekonomi dan teknologi selain sosial dan budaya.
Dosen FP Unud ini menyarankan sebaiknya subak ditempatkan di bawah Dinas Pertanian sebab subak merupakan kumpulan petani. Sekarang ini subak berada di desa adat, hal ini terlihat dari desa adat juga mengurus pertanian.
Pakar ekonomi Jro Gede Sudibia juga salah satu deklarator Petisi 45 yang menyampaikan materi tentang pemulihan ekonomi Bali mengatakan sebenarnya potensi pertanian Bali sangat besar. Ia menggambarkan petani Bali sempat mengalami masa-masa kejayaan di tahun 50-an. Bali saat itu ekspor kopi dan sapi besar-besaran. Di era 80-an, ketika pariwisata tumbuh, memberi hikmah luar biasa dan investasi pertanian juga melimpah saat itu.
Namun kini pertumbuhan ekonomi Bali minus akibat pandemi covid. Masyarakat yang begitu lama menikmati pertumbuhan ekonomi, kini terpuruk. “Untuk itu mari kita ke depan buka lembaran baru, para elite mesti bergerak mengagendakan upaya-upaya konkret penyelamatan Bali,” harapnya.
Banyak hal yang bisa dilakukan seperti lobi pejabat sangat penting dalam membantu menaikkan harga produk petani.
Petani juga perlu semacam bank petani untuk mendukung modal usahanya.
Narasumber lainnya, drh. Nining Hartaningsih yang pernah sebagai tim ahli FAO saat membacakan isi Petisi 45 antara lain mengatakan banyak petani hidupnya kurang sejahtera, padahal pertanian membuka lapangan kerja cukup besar.
Mendengar masukan-masukan tersebut Mangku Pastika mengatakan akan memperjuangkannya ke pusat. “Apa yang saya dengar ini sangat layak dan patut diperjuangkan. Ini akan saya lakukan sebagai bagian tugas saya sebagai DPD,” jelasnya. Mangku Pastika juga mengingatkan perlunya ada terobosan untuk membangkitkan ekonomi saat ini.
Rising Star
Di awal paparannya, Mangku Pastika menyampaikan turut berduka atas gugurnya 53 prajurit terbaik menyusul musibah tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 dan meninggalnya Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Papua Brigadir Jenderal TNI I Gusti Putu Danny Nugraha Karya.
“Saya sangat berduka terhadap musibah dan peristiwa itu, sekaligus berbangga karena para prajurit terbaik ini telah menjadi pahlawan,” ujarnya.
Menurutnya, para pahlawan itu merupakan rising star, khususnya bagi mereka asal Bali. Dirinya yang juga mantan seorang prajurit sangat memahami betul resiko dan juga tanggung jawab dalam mengemban tugas negara.
“Sebagai mantan prajurit, saya paham apa yang terjadi. Terkadang perjuangan itu membutuhkan pengorbanan, baik jiwa dan raga. Resiko prajurit gugur di tempat tugas,” tandasnya. (bas)